Presiden Asosiasi Pilot Garuda Bicara Soal Nasib Suami Iis Dahlia
Lewat Instagram Stories, Iis Dahlia sudah membenarkan jika suaminya, Satrio Dewandono, merupakan salah satu kru yang aktif dalam penerbangan pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900 neo berisi Harley Davidson dan dua unit sepeda lipat Brompton.
Pesawat baru itu terbang dari Delivery Center Airbus di Toulouse, Prancis menuju Bandara International Soekarno-Hatta, Tangerang Indonesia, pada awal Desember 2019.
Hanya saja, apakah Satrio Dewandono mengetahui atau tidak soal pengangkutan barang-barang mewah tersebut di dalam pesawat Garuda, Iis Dahlia merasa tak punya kapasitas untuk menjawabnya.
Seperti diketahui, barang ilegal dalam pesawat Garuda itu disebut Menteri BUMN, Erick Thohir, dimiliki I Gusti Ngurah Askhara atau Ari Askhara, saat dia masih menjabat Direktur Utama Garuda Indonesia. Ari Askhara kemudian dipecat karena kasus tersebut.
Buntut dari kejadian ini, suami Iis Dahlia kabarnya diberhentikan atau dipecat dari profesinya sebagai pilot. Benarkah demikian?
Presiden Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG) Kapten Bintang Hardiono mengatakan, seorang pilot sejatinya tidak mengetahui barang-barang apa saja yang masuk ke kabin pesawat yang diterbangkannya.
Katanya, isi bagasi hanya ditangani oleh pihak ground handling di bandara.
“Kalau bagasi kita enggak tahu. Masnya bawa apa, kita mana tahu yang tahu ground staff," ungkap Bintang.
Ia enggan menilai apakah pilot yang menerbangkan pesawat dalam kasus penyelundupan tersebut telah melakukan kesalahan atau tidak. Tapi secara prosedural, katanya seorang pilot punya hak menolak jika tahu ada yang tidak beres di dalam pesawatnya.
"Bisa, bisa. Alasan pilot enggak jadi berangkat itu macam-macam, mesin bermasalah kita bisa menolak. (Bagasi bermasalah) bisa menolak,” jelas Bintang.
Terkait nasib Satrio Dewandono yang diduga sebagai pilot pesawat pembawa Harley Davidson dan sepeda Brompton selundupan itu, Bintang enggan berkomentar.
Ia hanya mengatakan bahwa secara pembagian kerja, bagasi tempat penyelundupan itu tidak berada dalam pengawasan pilot. Dengan kata lain, pilot tidak terancam sanksi atas penyelundupan yang seperti itu.
"Pilot terbang sebagai pembawa pesawat itu doang. Masalah bagasi, kargo, itu urusannya sama orang darat atau ground staff," tegas Bintang.
Advertisement