Presiden Aljazair Batalkan Pertemuan dengan Putra Mahkota Saudi
Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika membatalkan sebuah pertemuan dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman -- yang sedang mengunjungi negara itu -- pada Senin kemarin karena sakit, lapor kantor berita nasional APS.
Laporan itu mengatakan bahwa presiden berusia 81 tahun itu, yang kesehatannya kurang baik sejak ia menderita stroke pada 2013 dan jarang terlihat di hadapan umum, berada "di tempat tidur karena flu berat."
Bouteflika menunda pertemuan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Februari 2017 dan terakhir terlihat di televisi Aljazair pada 1 November saat meletakkan karangan bunga di monumen perang kemerdekaan negara itu.
Pangeran Mohammed, dalam tur luar negeri pertamanya sejak kasus pembunuhan wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi, pada 2 Oktober telah mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Ahmed Ouyahia, kata kantor kepresidenan Aljazair dalam kunjungan yang sebagian besar tidak disorot media.
Kunjungan itu akan fokus terhadap "proyek kemitraan dan investasi," kata kantor kepresidenan Aljazair sebelum Pangeran Mohammed tiba di Aljazair pada Minggu malam dalam sebuah penerbangan dari Mauritania.
Seperti kunjungan sebelumnya di Tunis, kunjungan putra mahkota itu telah mengundang kecaman dari kalangan politikus dan akademis di Aljazair terkait perang yang dipimpin Arab Saudi di Yaman dan pembunuhan wartawan Washington Post, Khashoggi, di konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Pembunuhan tersebut dikecam oleh 17 intelektual, wartawan, cendekiawan muslim dan tokoh-tokoh lain di negara Afrika Utara itu, dalam sebuah pernyataan yang diperoleh oleh AFP.
Mereka mengatakan "seluruh dunia yakin bahwa ia memerintahkan kejahatan yang mengerikan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi."
Pembunuhan Khashoggi telah meningkatkan tekanan terhadap Riyadh dan Pangeran Mohammed, yang dituding oleh pejabat Turki - dan dilaporkan CIA - memerintahkan pembunuhan kritikus itu.
Pihak berwenang Arab Saudi dengan keras membantah keterlibatan Pangeran Mohammed dalam pembunuhan itu.(hs/fr)