Presedium Korps Alumni KAHMI Soroti Persoalan Sampah di Kediri
Presedium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kota Kediri, Imam Zarkasy angkat bicara, terkait persoalan lingkungan dan problematika yang terjadi di Kota Kediri saat ini.
Iman yang memiliki usaha daur ulang pengolahan sampah tersebut mengatakan, persoalan yang dihadapi sekarang merupakan tanggung jawab bersama. Ia mengakui bahwa problem lingkungan itu tidak selesai dalam waktu dekat.
Menurutnya, pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya perbaikan dari lingkungan itu harus berjalan secara berkelanjutan.
"Saya melihat dari Kota Kediri ini keterlibatan masyarakat atau partisipasi dari masyarakat itu masih kurang, padahal sebenarnya problem lingkungan itu sebenarnya bisa selesai, karena masalah itu yang merasakan diri kita sendiri,” terangnya saat Ngobrol Asyik dan Santai (Ngobras) dengan media tentang Problem Lingkungan, Jumat 26 Januari 2024 sore
"Masalahnya apa jika kita tidak peduli dengan sampah, apabila dibiarkan saja tanpa ada pengelolaan akan menimbulkan berbagai macam masalah baik itu masalah lingkungan fisik, kesehatan manusia, keindahan estetika, dan masalah sosial," sambung dia.
Imam juga menambahkan, untuk mengatasi volume sampah yang semakin meningkat, maka pengelolaan sampah sangat dibutuhkan. “Seharusnya masyarakat kita dorong supaya bersama-sama mengerjakan artinya pemerintah atau pihak lain harusnya memberikan fasilitas dan mengarahkan supaya partisipasi masyarakat terarah dan benar-benar tepat sasaran," terangnya.
Potensi penumpukan sampah itu bisa dikurangi di Kota Kediri, setidaknya punya delapan Tempat Pengolahan Sampah. Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) yang harusnya bisa aktifkan dan maksimalkan kerjanya.
"Idealnya di Kota Kediri dengan adanya delapan TPS3R, sehingga mengurangi sampah yang masuk TPA Klotok. Kalau di Kecamatan Mojoroto ada 14 Kelurahan harusnya minimal tiap Kelurahan ada TPS3R," tutur Imam.
Seperti, TPS3R yang ada di Kelurahan Banjarmlati bisa mengerjakan hampir 2 ton. Masyarakat harus didorong dan perlu regulasi serta payung hukum dalam pengelolaan sampah di TPS3R.
Menurut Imam, keberadaan TPS3R di Banjarmlati yang merupakan pilot project setidaknya tinggal mereplikasi saja. Artinya keberhasilan dan kesuksesan yang sudah dijalankan TPS di Banjarmlati. Tidak terlalu susah karena sudah ada contoh dan sudah ada polanya yang dikerjakan di TPS tersebut.
“Kita kembangkan dan didorong tentang IPSD (Instalasi Pengolah Sampah Domestik) untuk dijadikan maggot dan membuat komposting serta sampah plastik yang tidak terolah, kita jadikan bahan bakar sisa plastik untuk pabrik-pabrik yang membutuhkan pemanas," tutur pria yang menjabat sebagai wakil ketua DPD Partai Golkar Kota Kediri tersebut.
Seperti diketahui timbunan sampah di wilayah Kota Kediri yang dibawah ke tempat pengolahan akhir (TPA) per harinya mencapai kisaran 130-140 ton perhari.
Advertisement