Prediksi Perempat Final Liga Champions Leg Kedua
Memprediksi hasil pertandingan sepakbola adalah pekerjaan paling sulit di dunia. Begitulah kata banyak penggemar sepakbola. Tidak heran, seorang pundit palig top-pun sering salah, dan ketika prediksinya meleset dengan enak dan enteng dia akan mencari sejuta excuses.
Orang Surabaya mengatakan, ‘’Alas iku ombo, tapi alasan luwih ombo’’. Hutan (alas) itu luas, tapi alasan lebih luas (daripada hutan). Terutama di Indonesia, kalau prediksi melenceng jauh dari sasaran para pundit dengan enak mengatakan bola itu bundar. Itulah bukti betapa kreatifnya manusia Indonesia dalam mencari alasan. Tidak ada di kamus sepakbola negara manapun yang punya ungkapan ‘’bola itu bundar’’ kecuali di Indonesia.
Rabu dinihari nanti (19/4) dan Kamis dinihari besok, leg kedua perempat final Liga Champions kembali dipertandingkan. Dinihari nanti Leicester City akan menjamu wakil Spanyol Atletico Madrid di King Power Stadium, dan di Stadion Santiago Bernabeu juara bertahan Real Madrid akan menghadapi Bayern Munich. Malam berikutnya, Barcelona akan menjamu Juventus di Camp Nou dan AS Monaco akan kedatangan tamu Borussia Dortmund.
Keempat pertandingan itu semuanya bakal menarik dan menegangkan. Tentu saja, semua maklum. Liga Champions adalah kompetisi klub paling mentereng di jagat raya. Siapapun pemain paling top di dunia pasti ingin terlibat dalam kompetisi ini. Sehebat apapun seorang pemain sekarang ini kalau belum diuji di Liga Champions dia masih tetap diragukan.
Orang boleh bilang babak-babak penyisihan grup membosankan. Tapi ketika sudah memasuki babak knock down delapan besar ketegangan dan drama selalu menjadi bumbu pertandingan yang ditunggu-tunggu para gibol di seluruh dunia.
Perempat final pekan lalu menghasilkan beberapa kejutan. Yang paling memberi daya kejut terbesar adalah kekalahan Barcelona dari Juventus tiga gol tanpa balas. Barcelona, raja diraja sepakbola dunia untuk kali kedua kalah telak pada leg pertama. Shock terbesar adalah ketika Barcelona kalah 0-4 dari Paris Saint Germain di leg pertama dan semua pundit di seluruh dunia telah mencoret Barca dari daftar peserta perempat final. Tapi, apa yang terjadi? Bola itu bundar....enam gol di leg kedua dan Barca lolos ke perempat final dengan agregat 6-5.
Itulah mukjizat dalam sepakbola. Tak seorang pun--dan bahkan pundit-pundit di Inggris yang mantan pemain-pemain top seperti Thiery Henry, Jamie Carragher, Roy Keane, Garry Neville--yang memprediksi kemenangan Barcelona. Pertandingan sudah memasuki menit ke-90 dan Barcelona masih ketinggalan 3-5. Dan, ketika wasit memberikan waktu ekstra lima menit, keajaiban itu terjadi seperti mukjizat nabi-nabi. Barcelona mencetak tiga gol. Camp Nou bergetar, pemain Barcelona dan pelatih Luis Enrique berhamburan berteriak histeris, pemain PSG lunglai tanpa tulang, dan pelatih Unay Emre terduduk tunduk lesu menyeka air mata. The greatest comeback in football history, begitu headlines media di seluruh dunia menyebut.
Dengan drama sedahsyat itu gibol seluruh dunia tersentak dan tersadar bahwa mukjizat ternyata ada. Maka, ketika pada babak perempat final leg pertama menghadapi anjing bawah (underdog) Juventus di Delle Alpi pekan lalu Barca kebobolan tiga gol tanpa balas para gibol dan pundit tidak satun pun yang berani mengatakan Barca sudah selesai. Mereka masih sangat harap-harap cemas bahwa mukjizat kedua akan terjadi lagi.
Betulkan mukjizat kedua akan berulang? Siapa berani memastikan. Tapi, wong namanya prediksi ya boleh-boleh saja berspekulasi. Saya mengira mukjizat cukup terjadi sekali saja. Tapi toh kalau ternyata mukjizat terjadi lagi. Ya...bola memang benar-benar bulat dan disepakbola benar-benar ada mukjizat.
Juventus bukanlah PSG. Massimo Allegri juga tidak sama dengan Unay Emre. Juve sudah berpengalaman menghadapi Barcelona di final Liga Champions 2015 dan kalah 1-3. Kali ini Allegri pasti sudah menyiapkan strategi khusus (Enrique pasti juga melakukan hal yang sama). Pelatih-pelatih Italia terkenal dengan taktik defensif yang kuat. Catenaccio, strategi gembok grendel adalah strategi pertahanan khas Italia yang hanya bisa dimainkan secara sempurna oleh tim-tim Italia. Akankah Allegri menerapkannya? Tentu sangat riskan bertahan total memarkir bus menghadapi Barca yang punya trio MSN (Messi, Suarez, Neymar) yang paling dahsyat di dunia. Tapi, Juve juga punya tiga palang pintu penjaga gembok grendel BBC (Barzagli, Bonucci, Cellini) yang disebut-sebut paling kokoh di dunia. Pertempuran trio MSN melawan trio BBC pasti akan seru dan menegangkan.
Allegri bisa saja menerapkan strategi pragmatis dengan penekanan pada pertahanan. Tapi, itu berarti menyia-nyiakan potensi trio striker Dybala-Manzukic-Higuain yang tidak kalah kelas dibanding MSN. Apalagi, dalam laga leg pertama barisan pertahanan Barca terlihat banyak lubang yang bisa dieksploitasi oleh kecerdikan dan kelincahan Dybala sehingga mampu mencetak dua gol.
Kalau mau mendapatkan mukjizat kedua maka kuncinya terletak pada kemampuan pelatih Luis Enrique untuk memberi motivasi yang tepat kepada pemain-pemainnya. Inilah yang menjadi pertanyaan besar, mampukah Enrique memberi motivasi yang tepat selain mengandalkan pada keangkeran Camp Nou dan menunggu keajaiban mukjizat kedua.
Barcelona mungkin akan menang, tapi untuk lolos, Dewi Fortuna masih akan berpihak kepada Juve.
LEICESTER VS ATLETICO MADRID
Keajaiban sepakbola terjadi pada Leicester City musim kompetisi 2015-2016 yang lalu dengan menjadi juara Premier League. Tetapi keajaiban itu tiba-tiba luntur tahun ini dan Leicester berjuang untuk lepas dari jerat relegasi. Tapi, keajaiban bisa terjadi pada Leicester di Liga Champions tahun ini. Menghadapi tamu Atletico Madrid yang jauh lebih berpengalaman, Leicester masih berkesempatan untuk membuat sejarah. Pada putaran pertama Leicester kurang beruntung kalah 1-0 oleh penalti Antoine Griezman. Di Stadion King Power dinihari nanti Pelatih Diego Simeone mengingatkan anak asuhnya agar berhati-hati menghadapi tuan rumah yang mengandalkan Jamie Vardy dan Riyad Mahrez yang punya kecepatan dan ketajaman. Pemain belakang Atletico Diego Godin mengakui sulitnya mengawal Vardy dan mengingatkan teman-temannya untuk lebih waspada.
Atletico mungkin tidak bisa menang di King Power, tapi tetap akan lolos ke semifinal.
REAL MADRID VS BAYERN
Ini pertandingan emosional bagi pelatih Bayern Munich Carlo Ancelotti yang juga pernah menukangi Madrid. Kekalahan di Alianz Arena 1-2 oleh dua gol Ronaldo membuat tugas Ancelotti semakin berat. Menjelang pertandingan leg kedua ini ada bocoran dari buku biografi Anclotti yang belum terbit mengenai pemecatannya dari El Real. Carleto mengugkapkan bahwa ia dipecat oleh Florentino Peres atas aduan Gareth Bale. Dalam pertandingan liga melawan Sevilla Ancelotti memasang Bale sebagai striker murni. Madrid kalah dan rekor 22 kali tak terkalahkan pun putus. Bale marah dan menelepon Peres minta Ancelotti dipecat. Maka Peres pun menjatuhkan vonis dan Ancelotti harus pergi.
Menarik untuk dilihat bagaimana Bale bertemu Ancelotti dalam pertandingan ini. Sayangnya, pelatih Zinedine Zidane sudah memastkan bahwa Bale tidak bisa bermain karena cedera.
Dalam pertandingan ini Ancelotti bernafsu untuk menunjukkan kepada Peres bahwa keputusan untuk memecatnya adalah salah. Tapi tuah Santiago Bernabau masih berpihak kepada tuan rumah, dan Ronaldo tetap akan menjadi penentu.
MONACO VS DORTMUND
Insiden pengeboman bus Dortmund sebelum pertanadingan pekan lalu cukup merusak konsentrasi pemain-pemain Dortmund, karena pemain belakang Marc Bartra menjadi korban sampai tangannya harus dioperasi. Keputusan UEFA untuk menunda pertandingan hanya sehari setelah insiden mengecewakan Dortmund yang masih belum benar-benar bisa fokus. Akibatnya AS Monaco bisa memanfaatkan kondisi itu dan menang 2-3.
Pada leg kedua Kamis dinihari Dortmund harus bekerja keras untuk bisa lolos. Melihat performa Monaco ketika menyisihkan Manchester City pada perdelapan final, cukup sulit bagi Dortmund untuk bisa menang besar di Stadion Louis II. Striker Kylian Mbappe yang sedang berapi masih akan tetap menjadi amunisi utama bagi Monaco untuk lolos ke semifinal.
Inilah prediksi saya, dan akhirul kata: ingat, bola itu bundar. (*)