Prancis Bebaskan Turis AS, Berjuang Pulih di Tengah Pandemi
Pandemi Covid-19 menyita perhatian dunia. Sekitar 1,5 tahun wabah global telah menyerang, tidak hanya menyebabkan banyak korban. Tapi, juga turut menghantam perekonomian global. Namun, adanya penerapan pencabutan larangan Covid-19 di sejumlah negara seperti di Eropa dan Amerika Serikat, diharapkan memberikan dampak signifikan bagi pemulihan sektor ekonomi.
Prancis misalnya, terhitung Kamis 1 Juli 2021, resmi menerima kembali para turis asal Amerika Serikat. Salah seorang turis John Sivak menyatakan, berwisata di tengah Kota Paris yang lengang, saat ini menjadi daya tarik tersendiri.
“Sebelumnya, yang kami dengar di sini sangat ramai dan sekarang tidak begitu ramai. Saya rasa kami adalah turis asal Amerika Serikat yang pertama tiba di sini. Ini sangat menarik.
"Teman-teman kami di Amerika Serikat cemburu, ketika melihat unggahan kami di facebook ataupun Instagram,” ujar Sivak yang tampak berlibur ke Paris bersama anak dan istrinya, saat diwawancarai France24, Kamis 1 Juli 2021.
Sektor Pariwisata
Prancis yang mengandalkan sektor pariwisata sebagai devisa negara, membebaskan para turis Amerika Serikat untuk tidak melakukan karantina saat ketibaan.
Para turis dari negeri Paman Sam itu hanya diwajibkan untuk menunjukkan bukti telah divaksinasi penuh dan negatif Covid-19 dari hasil tes PCR swab dalam 72 jam sebelum tiba di Paris.
Perjuangan masyarakat dunia untuk bertahan di tengah pandemi COVID-19, terus dilakukan pula oleh masyarakat India.
Sejak pemerintah India menerapkan lockdown serta melarang sektor non esensial untuk beroperasional, memberikan dampak signifikan seperti PHK besar-besaran.
Membantu Istri Hamil
Seperti yang dialami Shiv Pillai, yang terpaksa beralih profesi sebagai penjual kelapa muda setelah di-PHK dari showroom mobil tempatnya bekerja.
Shiv berjualan kelapa hijau dibantu oleh istrinya yang tengah hamil tua itu mengatakan, hasil dari berjualan diakui sangat jauh berbeda dari gaji yang diperoleh saat bekerja di showroom mobil. Sebelumya, Shiv digaji sekitar 270 USD perbulan.
“Ini tidak bisa dibandingkan dengan gaji saya sebelumnya. Tapi, perusahaan tidak mau menggaji saya,” ucap Shiv kepada Aljazeera.
Kondisi perekonomian India yang buruk akibat pandemi, memaksa Shiv untuk terus berusaha bertahan dan melanjutkan hidup.
“Sedangkan, saya harus tetap membayar tagihan rumah dan memenuhi keperluan sehari-hari. Anda bisa bayangkan betapa hancurnya hidup kami dan istri saya harus membantu dengan kondisinya seperti saat ini,” terangnya.
Tingkat Pertumbuhan Global
Forum Ekonomi Dunia memprediksikan peningkatan pertumbuhan global untuk 2021 dan 2022 disebabkan oleh peningkatan negara-negara maju, terutama untuk peningkatan yang cukup besar oleh Amerika Serikat (1,3 poin persentase) yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,4 persen tahun ini.
Presiden Joe Biden telah menginstruksikan untuk adanya pemberian keringanan pajak dan kredit pajak untuk keluarga kelas pekerja dan keluarga kelas menengah, sebagai upaya menuju pemulihan ekonomi.
“Bukan hanya yang sangat kaya dan inilah yang tidak dilakukan oleh keluarga Amerika, itu tidak menambah satu sen pun untuk defisit kita. Keringanan pajak itu dibayar dengan memastikan perusahaan Amerika dan 1% terkaya hanya membayar bagian mereka yang adil,” tegas Biden baru-baru ini.
Perekonomian Global, Tahapan Kolektif
Direktur Pengatur Forum Ekonomi Dunia Saadia Zahidi menilai ketidakpastian kapan perekonomian global membaik seiring dengan masih terjadinya pandemi COVID-19, dinilai pula perlu adanya konsentrasi terhadap perbaikan taraf hidup para pekerja dari kelas menengah.
“Kita harus melangkah sekarang kepada tahapan kolektif visi masa depan yang lebih menginspirasi. Tentang apa yang kita inginkan, seperti apa perekonomian kita dan inilah saatnya untuk melakukannya. Apa yang menjadi sangat jelas adalah bahwa kita sedang melihat pemulihan berbentuk “K”,” ujar Zahidi kepada Deutsche Welle.
“Ini melanjutkan polarisasi, sebuah lekukan dari kelas menengah. Konsentrasi pekerja pada pekerjaan berketerampilan rendah dan kemudian konsentrasi pekerja dan pekerjaan berketerampilan tinggi dengan gaji tinggi,” sambungnya.
Bank Dunia memprediksikan pertumbuhan global diperkirakan akan meningkat menjadi 5,6 persen tahun ini, sebagian besar didorong oleh kekuatan ekonomi utama seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
Revisi Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Sementara, pertumbuhan untuk hampir setiap wilayah di dunia telah direvisi ke atas untuk tahun 2021, banyak yang terus bergulat dengan COVID-19 dan apa yang mungkin menjadi bayangan panjangnya.
Meskipun tahun ini meningkat, tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) global pada 2021 diperkirakan 3,2 persen di bawah proyeksi pra-pandemi.
PDB per kapita di antara banyak pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang, diperkirakan akan tetap di bawah puncak pra-COVID-19 untuk waktu yang lama.
Amerika Serikat dan Tiongkok masing-masing diharapkan berkontribusi sekitar seperempat dari pertumbuhan global pada 2021.
Ekonomi Amerika Serikat telah didukung oleh dukungan fiskal besar-besaran, vaksinasi diperkirakan akan meluas pada pertengahan 2021 dan pertumbuhan diperkirakan akan mencapai 6,8 persen pada tahun ini.
Advertisement