Prabowo Terapkan Strategi 'Njajah Deso Milang Kori', Apa Itu?
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menerapkan strategi Njajah Deso Milang Kori (Menjelajah desa, menghitung pintu) atau biasa diartikan dengan berkeliling memutari desa dari pintu ke pintu.
Untuk mematangkan strategi Njajah Deso Milang Kori, BPN, hari ini, Jumat, 8 Februari 2019, menggelar rapat tertutup di posko utama mereka di Solo, Jawa Tengah.
Tampak hadir dalam rapat tertutup kali ini, Ketua BPN Djoko Santoso, serta beberapa petinggi koalisi di antaranya Fuad Bawazier, Rachmawati Soekarnoputri, Sudirman Said, Hanafi Rais, serta Ferry Mursyidan Baldan.
"Rapat kali ini tertutup karena membicarakan strategi pemenangan di sisa waktu menjelang hari H pencoblosan 17 April 2019," kata juru bicara BPN, Ferry Juliantono dalam keterangan tertulisnya.
Ferry mengatakan, pemindahan posko pemenangan ke Solo merupakan bagian dari strategi Njajah Deso Milang Kori ini. Tujuan utama dari Njajah Deso Milang Kori adalah untuk melakukan penetrasi territorial yang dilakukan partai koalisi serta seluruh relawan ke seluruh wilayah di Indonesia.
Pantauan di lapangan, karena peserta yang membludak akhirnya rapat kali ini tidak digelar di posko melainkan dipindahkan ke hotel Lor-in, Solo.
Sementara itu, juru bicara debat BPN, Dian Fatwa mengatakan rapat kali ini sengaja digelar di Jawa Tengah sekaligus untuk menunjukkan keseriusan mereka dalam merebut suara di Jawa Tengah.
"Dukungan kepada kami sudah sangat masif, banyak mualaf-mualaf (masyarakat berpindah dukungan). Ini bentuk apresiasi makanya kami rapat di Solo," ujarnya.
Sekadar diketahui, sejak Desember 2018, BPN Prabowo-Sandi memang telah mendirikan posko utama mereka ke Solo. Perpindahan markas dari Jakarta ke Solo dilakukan untuk merebut suara di Jawa Tengah. (man)