Prabowo Bisa Dikalahkan Anies Kalau Salah Memilih Wakil
Pengamat politik menilai siapa pun yang akan disandingkan dengan Puan Maharani pada pemilihan presiden 2024, harus siap untuk kalah. Masyarakat tidak akan melihat atau silau dengan Puan sebagai anak Megawati atau cucunya Bung Karno. Tetapi rakyat akan melihat kapabilitas Puan selama ini.
Pengamat sosial politik Rocky Gerung menyebut Puan bisa menjadi menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), karena pengaruh ibunya yang menjadi ketua umum partai penguasa.
"Kalau pada Pemilu 2024 nanti Mega tidak berkuasa lagi. Puan-- maaf baru akan terlihat aslinya," kata Rocky kepada Ngopibsreng.id Senin 13 Desember 2021.
Pengamat politik yang suka ngomong ceplas-ceplos tanpa tedeng aling-aling menangkap isyarat Puan Maharani akan berpasangan dengan Prabowo pada Pilpres 2024, dengan komposisi Prabowo Presiden, Puan Maharani sebagai wakil presiden.
"Duet Prabowo-Puan bisa menang mutlak kalau menjadi calon tunggal. Tapi kalau Ganjar Pranowo-Anies Baswedan maju bareng, Prabowo bisa kalah lagi," kata Rocky berseloroh.
Kalau Prabowo ingin menang disarankan jangan berpasangan dengan Puan.
"Itu pendapat saya pribadi, bisa saja berbeda dengan pendapat orang lain," ujarnya.
Pandangan Rocky ini sejalan dengan hasil survei terbaru dari Indopol yang dipublikasikan Senin 13 Desember 2021. Survei menunjukkan bahwa Prabowo Subianto dan Puan Maharani berpeluang menang jika ikut serta dalam Pilpres 2024. Prabowo-Puan hanya bisa kalah jika Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, juga maju menjadi calon presiden.
"Prabowo-Puan Maharani memiliki peluang memenangkan semua pertarungan, dengan syarat PDIP solid. Prabowo-Puan Maharani hanya bisa dikalahkan oleh pasangan lain dengan posisi Anis Baswedan sebagai RI 1 (presiden)," demikian kutipan hasil survei Indopol.
Dalam survei ini, Indopol Survey & Consulting melakukan simulasi tiga pasangan capres dan cawapres dengan asumsi terbentuk tiga koalisi partai politik pengusung pada 2024.
Survei ini dilakukan terhadap 1.230 responden, usia minimal 17 tahun, dan menggunakan metode multistage random sampling. Margin error survei ini sekitar 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pada simulasi pertama Indopol, elektabilitas Prabowo-Puan sebesar 20,98 persen, menang telak dari pasangan Airlangga Hartarto-Anies Baswedan dengan perolehan 13,01 persen dan Muhaimin Iskandar-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di angka 6,34 persen.
Pada simulasi kedua, peluang kemenangan pasangan Anies-AHY lebih tinggi dengan perolehan angka 19,76 persen, mengalahkan Prabowo-Puan 17,07 persen, dan Airlangga-Ganjar 12,44 persen.
Pada simulasi ketiga, pasangan Anies-AHY unggul dengan angka 22,85 persen, mengalahkan Prabowo-Puan dengan angka 18,46 persen dan Airlangga-Gatot Nurmantyo di 5,37 persen.
Pada simulasi keempat, pasangan Puan-Anies hanya mendapat angka 7,40 persen, kalah telak dari Prabowo-Ganjar dengan 34,31 persen dan Cak Imin-AHY dengan 5,77 persen.
Sebaliknya, pada simulasi kelima, pasangan Prabowo-Anies menang telak dengan angka 33,74 persen, Puan-Cak Imin dengan 3,41 persen, dan Airlangga-Ganjar dengan 11,38 persen.
Pada simulasi dua pasangan capres-cawapres, Prabowo-Puan juga hanya bisa ditandingi oleh Anies sebagai capres. Namun, Anies sebagai posisi Capres tidak bisa menandingi pasangan Prabowo-Ganjar.
Direktur Eksekutif Indopol, Ratno Sulistiyanto, mengungkapkan posisi Anies akan kuat jika dia dicalonkan sebagai presiden. Sebaliknya, jika ia dicalonkan sebagai cawapres, pemilihnya akan beralih. Menurutnya, jika Anies diposisikan sebagai cawapres, Gubernur DKI Jakarta itu akan kalah oleh pasangan Prabowo-Puan.
"Kalau di posisi wakil pilihan pemilihnya itu satu bergeser ke tidak memilih, kedua itu memilih yang lain," kata Ratno
Ratno mengatakan, posisi wakil presiden bagi Anies tidak akan memberikan pengaruh. Ketika ia disandingkan sebagai cawapres dari Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, misalnya, elektabilitasnya menjadi rendah. Menurut Ratno, terdapat dua azas menentukan dalam pilpres 2024 mendatang, yakni Anies dan Ganjar.
"Jadi king maker-nya ini dua, Anies dan Ganjar. Bahkan Ganjar itu bisa melebihi pasangan rivalnya, Anies, ketika dengan Prabowo. Prabowo-Ganjar itu 34 persen daripada Prabowo-Anies (33,90 persen)," ujar Ratno.