PPP Jember Bersama Tiga Bacabup Deklarasi Pilkada Damai, Dua Bacabup Lain Absen
DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jember menggelar deklarasi pemilu kada damai, di Aula Hotel Bandung Permai Jember, Minggu, 23 Juni 2024 sore. Meskipun mengundang lima bakal calon bupati (Bacabup) Jember, namun hanya tiga yang turut dalam deklarasi damai tersebut.
Sekretaris DPC PPP Jember Abu Yazid Merdeka mengatakan, deklarasi pemilu kada damai merupakan rangkaian terakhir dalam tahapan penjaringan bakal calon bupati dan wakil bupati Jember. Pasca deklarasi, DPC PPP Jember akan mengirim semua berkas pendaftaran lima pendaftar.
PPP Jember sudah jauh hari mengirim undangan deklarasi pemilukada damai terhadap lima bakal calon bupati yang mendaftar di PPP Jember. PPP Jember sengaja melibatkan bakal calon Bupati Jember ungu mendinginkan suhu politik yang mulai memanas.
Mereka adalah Hendy Siswanto, Hj. Faida, Achmad Sudiyono, Nanang Handono Prasetyo, dan Muhammad Fawait. Berdasarkan hasil konfirmasi awal, selurh putra dan putri Jember terbaik itu akan hadir dalam deklarasi pemilu kada damai.
Namun, pada saat hari pelaksanaan ternyata hanya dua bakal calon Bupati Jember yang bisa hadir langsung, mereka adalah Hj. Faida dan Achmad Sudiyono.
Sedangkan Muhammad Fawait berpartisipasi juga melalui zoom. Sebab yang bersangkutan saat ini memang sedang beraktivitas di Jakarta.
“Tadi hanya tiga yang hadir, dua hadir secara fisik dan satunya melalui zoom, karena sedang banyak kegiatan di Jakarta,” kata Yazid.
Meskipun tidak hadir dalam deklarasi pemilu kada damai yang digelar PPP, namun DPC PPP Jember akan tetap mengirimkan semua data pendaftar. Namun, DPC PPP Jember tetap akan memberikan catatan khusus bagi dua bacabup Jember yang tidak hadir, agar menjadi pertimbangan bagi DPW PPP Jawa Timur.
Selain lima pendaftar, DPC PPP Jember juga akan menyerahkan berkas dari internal PPP, yakni Madini Farouq atau Gus Mamak, Ketua DPC PPP Jember. Gus Mamak diperintah langsung oleh DPW PPP Jatim agar menjadi bakal calon wakil Bupati Jember.
Lebih jauh Yazid mengatakan, PPP tidak memasang kriteria khusus calon yang akan didukung pada Pilkada Jember 2024 pada bulan November mendatang. PPP hanya akan memberikan rekomendasi terhadap bakal calon yang memiliki potensi besar untuk memang.
“Kriteria rekomendasi, kemarin Sekjen menyampaikan akan memilih calon bupati yang sekiranya menang. Bisa berdasarkan hasil survei elektabilitas maupun popularitas. Segala kemungkinan masih bisa terjadi karena komunikasi politik saat ini masih cair,” pungkasnya.
Dalam deklarasi pemilukada damai itu, semua bakal calon Bupati Jember yang hadir diminta menyampaikan orasi politik. Tiap-tiap bakal calon bupati Jember diberikan waktu maksimal 30 menit menyampaikan orasinya.
Pertama, Faida dalam orasi politiknya menyampaikan visi dan misinya. Faida menyinggung janji politiknya berkaitan dengan pondok pesantren, guru mengaji, insentif Ketua RW dan RT.
Kemudian juga menyinggung janji politiknya dalam bidang pendidikan formal maupun non formal. Termasuk di dalamnya menyampaikan terkait program beasiswa.
Sementara dalam bidang ekonomi, Faida juga menyinggung janji politiknya berkaitan dengan kios gratis dan pupuk subsidi gratis. Asrama haji, Bandara, hingga persoalan sampah juga disinggung oleh Faida.
Sementara itu, Achmad Sudiyono akan memaksimalkan pelaksanaan Perda terkait pendidikan pada tahun 2007 lalu. Perda tersebut salah satunya menyinggung soal syarat lulus sekolah formal harus bisa membaca Al-Qur’an.
Sudiyono juga menyinggung persoalan kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jember. Sudiyono menilai pengelolaan PAD Jember saat ini belum serius.
Sudiyono melihat banyak kebocoran PAD, bukan karena dikorupsi. Namun, kebocoran PAD tersebut bisa disebabkan tidak ditagih atau tidak dijalankan serius.
Akibatnya, PAD Jember sampai saat ini tidak jauh berbeda pada saat pemerintahan Bupati Samsul Hadi Siswoyo. Sudiyono mencatat saat ini PAD Jember saat itu mencapai Rp 500 miliar.
Kemudian mengalami peningkatan pada masa pemerintahan M.Z.A Djalal, yang tercatat ada peningkatan menjadi Rp 500,5 miliar. Bahkan sampai saat ini baru mencapai Rp 800 miliar.
“Mestinya PAD Jember terus meningkat jika tidak terjadi kebocoran. Jika benar-benar dikelola dengan baik, PAD sebesar Rp 2 triliun bukan persoalan mudah untuk dicapai. Kalai hanya Rp 1,5 triliun masih kecil,” katanya.
Karena itu, Sudiyono berjanji akan memaksimalkan PAD, salah satunya dengan meletakkan chip khusus. Sudiyono mencontohkan chip tersebut terhubung langsung dengan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jember. Selain itu, PAD Jember berupa transfer dari pusat.
Terkait rekomendasi PPP, Sudiyono tetap mengharapkan rekomendasi dari PPP. Meskipun demikian pada akhirnya kewenangan berada di DPP PPP.
“Saya memiliki impian rekomendasi PPP Jatuh ke saya. Namun, PPP pasti memiliki kriteria sendiri dalam memberikan rekomendasi, yang jelas lima bakal calon bupati Jember merupakan putra putri Jember terbaik,” pungkasnya.
Sementara itu, Muhhamad Fawait mengatakan, sejauh ini Jember belum memiliki bupati dari kalangan santri dan pemuda, termasuk dari kader partai.
Melalui modal itu, Gus Fawait berjanji akan meningkatkan pendapatan melalui transfer daerah maupun pusat. Sebab, membangun Jember tidak bisa hanya mengandalkan APBD Jember, namun dibutuhkan sinergitas antara Pemkab Jember, Provinsi, dan pemerintah pusat.
“Kemiskinan di Jember cukup tinggi karena keterbatasan APBD Jember. Kalau hanya mengandalkan APBD akan susah melakukan lompatan-lompatan menjadikan Jember lebih baik,” pungkasnya.