PPP Bentuk Tim Investigasi Usut Penyerangan Pemuka Agama
Meski polisi belum memberikan kesimpulan soal penyerangan gereja dan pemuka agama lain, namun Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki aksi kekerasan terhadap pemuka agama di sejumlah daerah. Ketua Umum PPP M Rommahurmuziy (Romy) mengatakan tim investigasi dibentuk untuk menemukan motif di balik aksi penyerangan tersebut.
"Kami PPP tengah membentuk tim untuk melakukan investigasi asal muasal dan sebab atas kejadian ini," kata Romy melalui keterangan tertulisnya.
Romy menduga aksi penyerangan terhadap pemuka agama telah diatur secara sistematis. Dia tidak yakin pelaku yang menyerang pemuka agama memiliki masalah kejiwaan seperti keterangan sementara kepolisian.
"Ini bisa jadi bukan sekedar fenomena orang gila beneran, akan tetapi orang gila buatan," tegasnya.
Penyerangan itu, kata dia, bertujuan untuk mengganggu stabilitas keamanan jelang pelaksanaan Pilkada tahun 2018 dan untuk kepentingan Pilpres tahun 2019. Dengan tidak stabilnya situasi keamanan, opini masyarakat tergiring untuk mencari pemimpin baru yang dapat mengatasi masalah tersebut.
"Masyarakat didorong dikondisikan untuk merasakan bahwa oh ternyata kita butuh pemimpin yang kuat. Kita butuh pemimpin dari yang memiliki latar belakang tertentu yang diharapkan bisa mengatasi semua kegaduhan dan instabilitas yang muncul," ujar Romy.
Anggota Komisi XI ini menyebut kekerasan terhadap pemuka agama seperti yang terjadi di era pemerintahan Presiden Soeharto. Namun, menurutnya, Soeharto sengaja menyasar ulama sebagai korban agar masyarakat tetap meminta dirinya sebagai presiden.
Atas kejadian ini, Romy mendorong Kepolisian dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk melakukan pengawasan ketat terhadap seluruh komponen bangsa agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Seolah-olah ada distabilitas pada skala masif, bahkan yang menjadi korban adalah para ulama. Sehingga tetap dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki latar belakang kuat seperti Suharto," ujarnya. (amr)