PPKM Dinilai Tak Efektif, Dokter: Masyarakat sudah Bosan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro diterapkan pada 9-22 Februari 2021 di Surabaya untuk menekan angka penyebaram Covid-19. Menanggapi hal tersebut, Dr Christrijogo Sumartono W, dr SpAn KAR, KIC mengatakan, jika penerapan PPKM berbeda dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebelumnya.
Bahkan, menurut penilaian Chris, PPKM yang diterapkan tidak begitu dihiraukan masyarakat. Alasannya masyarakat sudah mulai bosan. "Dulu waktu PSBB penerapannya sigap. Kalau yang sekarang seperti asal lewat saja. Karena masyarakat sudah bosen. Memang dimana-mana bosan. Dokter juga bosan," ujarnya ketika dihubungi Ngopibareng.id, Jumat, 12 Februari 2021.
Chris menegaskan, penerapan PPKM harus dilakukan dengan disiplin. Jika tidak demikian, angka Covid-19 akan semakin meningkat. "Kalau implementasi hanya untuk sekedar pencitraan ya akan meningkat lagi," katanya.
Meski demikian, lanjut Chris, melihat keadaan saat ini dokter RS Lapangan Indrapura ini memprediksi jika angka kasus Covid-19 akan menurun pada akhir Maret. "Karena tingkat kesembuhan dan banyaknya masyarakat terkonfirmasi positif mendekati angka yang sama. Sehingga terjadi herd immunity di masyarakat," imbuhnya.
Prediksinya tersebut merupakan hasil dari data yang sudah terkonfirmasi hingga saat ini. Data yang sembuh dan positif sudah mendekati angka yang sama. "Mudah-mudah akhir Maret insyaallah turun semuanya. Karena terjadi herd immunity. Ini juga belum imunisasi semua. Jadi kekebalan alam di kita menjadi kuat," harapnya.
Chris optimis jika angka kesembuhan dan angka terpapar berada diangka yang seimbang, maka masyarakat akan sembuh dengan dirinya. "Kita yakin bahwa kuman ini bisa ditaklukan atas kuasa Allah, dan karena kekebalan manusia," tambahnya.
Namun, pada pasien yang mempunyai penyakit penyerta (komorbid) akan ada kecenderungan mengalami kematian mendadak. "Bagi masyarakat yang mempunyai komorbid seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol, asam urat, hingga asma diminta untuk selalu waspada dan mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter," tandasnya.
Terakhir ia pun berpesan, untuk tidak lupa penerapkan protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker dengan benar, mencuci tangan pakai sabun lalu dibilas air bersih selama 20 detik, menjaga jarak, menjauhi kerumunan serta mengurangi mobilitas.