PPKM Dicabut, Pakar: Pakai Masker harus Jadi Budaya
Presiden Jokowi secara resmi mencabut kebijakan Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam penanganan pandemi COVID-19.
Bukan tanpa alasan, pencabutan tersebut sesuai hasil penelitian tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait dengan laju perkembangan kasus. Hasilnya, selama waktu 10 bulan kasus di Indonesia konsisten landai.
Dengan pencabutan tersebut masyarakat sudah bisa beraktifitas normal seperti sebelum pandemi.
"Pencabutan PPKM hanya memformalkan apa yang sudah ada pembatasan sejak lama. Sebelumnya kan meski PPKM diberlakukan tapi sudah lama gak ada pembatasan orang mudik boleh, orang wisata boleh dan sudah berbulan-bulan level 1 dan kapasitas boleh 100 persen. Artinya, secara de facto sudah tidak ada pembatasan, ini hanya memformalkan dicabut," kata Pakar Epidemologi Universitas Airlangga, Dr Windhu Purnomo.
Walau PPKM dicabut, masyarakat diimbau tidak khawatir karena walaupun tertular tidak berbahaya dampak imunitas terbentuk dari vaksinasi dan varian baru yang tidak berbahaya. Sedangkan kebanyakan kasus meninggal yang ada terjadi pada orang-orang yang belum vaksinasi, lansia atau orang dengan komorbid.
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Terutama, memakai masker baik bagi yang sehat maupun tidak.
Windhu mengatakan, masker harus menjadi budaya masyarakat karena kendati PPKM sudah dicabut tetapi Covid-19 masih ada. Apalagi, WHO belum mencabut status darurat kesehatan masyarakat.
"Harus tetap waspada, salah satunya dengan tetap menggunakan masker mau ada atau tidak ada wabah. Itu harus tumbuh jadi budaya tugas kita bersama untuk mencegah berbagai penyakit," tandasnya.
Selain itu, ia juga mendorong pemerintah agar terus meningkatkan capaian vaksin booster satu maupun dua. Serta, tetap melakukan tes terhadap kasus yang muncul sebagai surveilans agar cepat tertangani dan tidak menyebar.
Advertisement