PPKM Darurat, Tukang Becak di Kota Pasuruan Menjerit
Sempat menghela napas gembira karena pendapatan perlahan pulih, kini, pendapatan tukang becak wisata Kota Pasuruan kembali anjlok. Hal itu setelah Pemerintah Kota Pasuruan juga menerapkan Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Imbasnya tidak ada lagi wisatawan ziarah yang datang.
Wajah-wajah susah terlihat dari deretan pengayuh becak wisata Kota Pasuruan, yang biasa mangkal di depan Masjid Jamik Al-Anwar.
Rochim, salah satu pengayuh becak mengungkapkan, sebelum pandemi Covid-19 penghasilannya sehari bisa mencapai ratusan ribu. Namun, sejak Covid datang penghasilannya kian tidak menentu. Bahkan, di saat PPKM darurat ia sering pulang dengan tangan kosong. "Jangan tanya sekarang dapat berapa? Pulang kadang tidak bawa uang sama sekali karena bagaimana lagi tidak ada orang ziarah," ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Mahmudi, warga Kelurahan Ngemplakrejo, itu mengatakan, tidak mungkin baginya mencari pekerjaan lain karena penghasilan dari sektor nelayan juga mengalami hal yang sama. "Ya menunggu keajaiban ada rombongan ziarah atau orang yang naik becak. Mau kerja apa lagi? Jadi nelayan juga sama kondisinya sekarang. Sepi semua," keluh Mahmud.
Dari pantauan di lapangan sejak diberlakukan PPKM darurat tiga hari belakangan, kondisi Kota Pasuruan memang sepi. Kawasan alun-alun yang biasanya menjadi titik keramaian tampak sangat sepi.
Tidak hanya tukang becak wisata yang mengeluhkan sepinya penghasilan, sejumlah pedagang kaki lima hingga tukang parkir juga mengeluhkan hal yang sama.
Walikota Pasuruan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul sendiri memang meminta masyarakat bersabar dulu dengan pemberlakuan PPKM darurat. "Dilema memang menerapkan aturan ini. Tapi, kami mohon agar warga sabar dulu. Biar kondisinya pulih dulu dan semua ekonomi kembali sedia kala," ujar Gus Ipul.
Advertisement