PPKM Darurat, Penumpang KA di Probolinggo Sepi
Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak 3 Juli membuat jumlah penumpang yang berangkat melalui Stasiun Probolinggo menurun drastis. Sebelum PPKM Darurat diberlakukan, sekitar 100 penumpang per hari berangkat melalui Stasiun Probolinggo.
“Sejak PPKM Darurat dilaksanakan, setiap hari hanya ada 10-15 penumpang yang berangkat melalui Stasiun Probolinggo,” kata Kepala Stasiun Probolinggo, Andri Purwanto kepada wartawan, Jumat, 9 Juli 2021.
Hal itu menunjukkan PPKM Darurat berpengaruh terhadap mobilitas warga. Warga enggan bepergian ke mana-mana termasuk melalui moda transportasi kereta api (KA).
Andri mengatakan, ada tiga KA rute jarak jauh yang beroperasi. Yakni, KA Sritanjung, KA Probowangi, dan KA Tawang Alun.
KA Sritanjung melayani rute Jogja-Banyuwangi, KA Probowangi Surabaya-Banyuwangi, serta KA Tawang Alun Malang-Banyuwangi. Tidak ada perubahan jadwal keberangkatan kereta api rute jarak jauh tersebut.
Di tengah sepinya penumpang, Jumat sebanyak enam penumpang berangkat dari Probolinggo naik KA Sritanjung rute Banyuwangi-Jogjakarta. “Paling banyak penumpangnya ya KA Sritanjung,” katanya.
Semasa pandemi Covid-19, kata Andri, PT Ketera Api Indonesia (KAI) menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Jumlah penumpang per gerbong pun dikurangi sehingga penumpang bisa duduk berjarak. “Kami membatasi 70 persen dari kapasitas tempat duduk yang tersedia. Tujuannya, penumpang bisa jaga jarak," kata Andri.
Sejumlah pelanggan KA mengaku, sengaja tidak bepergian ke mana-mana terkait merebaknya Covid-19. “Saya biasa naik kereta api jarak pendek, Probolinggo-Surabaya. Sejak pandemi Covid-19 saya sangat jarang bepergian,” ujar Halida, warga Jalan Letjen Sutoyo, Kota Probolinggo.
Hal senada diungkapkan Shafira, warga Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. “Sejak pandemi Covid-19, saya tidak bepergian ke mana-mana. Sebelum pandemi, saya langganan naik kereta api jarak jauh,” ujarnya.
Advertisement