PPKM Darurat, Calon Penumpang KA Diperketat
Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, calon penumpang kereta api (KA) harus mengeluarkan uang lebih banyak. Kalau sebelumnya, calon penumpang cukup menyertakan hasil tes GeNose yang relatif murah, kini mereka harus mengantongi surat bebas Covid-19 melalui tes rapid antigen atau Polymerase Chain Reaction (PCR).
Kepala Stasiun Probolinggo, Andri Purwanto mengatakan penerapan syarat tersebut mengacu pada SE Kemenhub Nomor 42 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Perkeretaapian Pada Masa Pandemi Covid-19.
“Syarat yang harus dipenuhi penumpang kereta api jarak jauh menunjukkan surat hasil negatif tes antigen berlaku 1x24 jam atau hasil negatif tes PCR 2x24 jam sebelum keberangkatan,” ujarnya Minggu, 11 Juli 2021.
Tes Genose “made in Universitas Gadjah Mada” tidak lagi diberlakukan untuk calon penumpang KA. “Tes antigen atau PCR ini berlaku pada 5 sampai 20 Juli 2021,” ujar Andri.
Ternyata syarat di atas belum cukup. Sebab, calon penumpang KA masih diharus memiliki sertifikat vaksin dalam bentuk fisik (print out) maupun digital, minal dosis pertama. “Untuk penumpang di bawah usia 18 tahun tidak diwajibkan menunjukkan sertifikat vaksin,” katanya.
Yang jelas, saat proses boarding, petugas di stasiun KA akan mengecek seluruh persyaratan calon penumpang. Jika ada persyaratan yang kurang, maka calon penumpang dilarang melanjutkan perjalanan dengan kereta api.
Sebagai ganti tes Genose, kata Andri, pihak stasiun juga menyediakan layanan tes antigen dan PCR di stasiun. “Pemeriksaan antigen dan PCR dimulai pulul 07.00 sampai 16.00,” ujarnya.
Calon penumpang yang berhak memanfaatkan layanan tes antigen dan PCR disyaratkan sudah mengantongi tiket atau kode pemesanan.
“Untuk biaya tes antigen Rp85 ribu, hasilnya bisa dinggu selama 15 menit,” katanya. Calon penumpang di bawah 5 tahun tidak diwajibkan untuk tes antigen atau tes PCR.
Salah seorang pelanggan KA, Halida, warga Jalan Letjen Sutoyo mengatakan, dirinya enggan bepergian selama PPKM Darurat. “Dulu sebelum PPKM Darurat, saya kalau ke Surabaya biasa naik KA. Syaratnya cukup tes Genose. Lha sekarang kalau naik KA ke Surabaya harus tes antigen, berarti kan lebih mahal biaya tes antigen ketimbang tike KA Probolinggo-Surabaya,” ujarnya.
Advertisement