PP Muhammadiyah Serukan Pesan Damai, Jelang Pilkada Serentak
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan apresiasinya dan sangat menyambut baik setiap proses demokrasi khusus yang terjadi di Indonesia, khususnya dalam rangka menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan digelar pada September 2020 mendatang.
Haedar mengatakan bahwa Pilkada serentak merupakan proses demokrasi yang sangat dinamis.
“Mungkin dalam sejarah republik Indonesia, pada era inilah demokrasi kita menjadi demokrasi yang sangat terbuka. Karena itu, proses demokrasi ini perlu kita apresiasi tetapi tentu saja bahwa demokrasi yang terbuka ini ada plus dan minusnya dalam kebangsaan kita,” tutur Haedar, dalam keterangan Sabtu, 7 Maret 2020.
Pilkada serentak juga merupakan proses demokrasi untuk menghasilkan para pimpinan daerah atau kepala daerah yang diharapkan oleh rakyat membawa kemajuan bagi daerahnya sekaligus menjadi penopang utama bagi tegaknya Indonesia sebagai negara yang maju, adil, makmur, bersatu, dan berdaulat.
“Karena itu, kami (Muhammadiyah) mengimbau dan mengajak menjadikan proses Pilkada serentak ini sebagai usaha kolektif kita sebagai bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional yakni Indonesia yang benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, maju, adil, dan makmur sebagaimana diletakkan pondasinya oleh para pendiri bangsa,” jelas Haedar.
Haedar juga menegaskan, Pilkada serentak harus menjadi tonggak baru bagi pemimpin untuk mewujudkan cita-cita nasional di daerahnya masing-masing, dan di daerah itu menjadi wilayah Indonesia yang lebih berkembang pesat menjadi daerah yang berkemajuan.
“Kami berharap bahwa Pilkada serentak itu merupakan proses demokrasi yang membawa suasana damai, suasana yang kondusif serta nilai-nilai kebaikan juga semangat untuk hidup rukun dalam perbedaan dan membawa pada kemajuan dalam spirit gotong-royong dan kebhinekaan,” tutur Haedar.
Haedar juga mengatakan bahwa prinsip gotong-royong dan kebhinekaan tidak terlepas dari semangat berdemokarasi.
“Selaras dengan itu, kami menyampaikan pesan juga agar dihindari proses politik demokrasi yang menghalalkan segala cara, seperti politik uang, melanggar hukum, dan ketertiban sosial serta menyalahi prinsip-prinsip demokrasi sehingga Pilkada serentak tidak menciderai proses reformasi dan demokrasi yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,” tegas Haedar.
Haedar juga berpesan agar kontestasi dalam Pilkada serentak dapat berlangsung sehat, mengikuti aturan main, taat azaz, serta menjadikan proses demkrasi itu betul-betul berkualitas tidak sekadar merupakan demokrasi procedural.
“Dan karena itu juga kita berharap jangan sampai Pilkada serentak itu kemudian menciderai demokrasi dengan melahirkan sisa-sisa politik dan konstestasi yang bersuasana kerusuhan, perseteruan, adu domba, fitnah, hoax, dan hal-hal yang membawa rusaknya keutuhan kita sebagai bangsa,” tegas Haedar.
Haedar berpesan bagi mereka yang nantinya memenangkan pilkada bahwa kemenangan itu harus dijadikan amanah yang luhur dan tidak perlu kemudian pestapora kemenangan yang membuat pihak yang kalah mengalami perasaan sakit hati.
“Sebaliknya, kita juga berharap mereka yang kalah dalam proses kontestasi itu untuk menerima jiwa yang besar, lapang hati, dan sebagaimana permainan ada yang menang dan ada yang kalah adalah hal yang wajar. Tidak perlu kemudian memercikan suasana permusuhan kemudian kalau ada ketidak puasan tentu ada proses politik dan hukum yang harus dikedepankan jangan yang dipakai itu anarkis,” pesan Haedar.
Haedar menuturkan bahwa terlalu malah harganya bagi Indonesia ketika Pilkada kemudian berujung dengan anarki dan proses politik yang meruntuhkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Kami berharap Pilkada dan proses kehidupan berbangsa dan bernegara itu semestinya juga mampu menyelesaikan perosalan-persoalan krusial ditubuh bangsa ini. Kita punya agenda soal kesenjangan sosial yang sangat berat sebenarnya dan memerlukan tegaknya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dibidang ekonomi, politik dan budaya,”pungkas Haedar.
Advertisement