PP KIPI Konfirmasi Siswi Demak Lumpuh Bukan Gara-gara Imunisasi
Jakarta: Ketua Komnas Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (PP KIPI), Hindra Irawan Satari angkat suara soal pelajar SMP di Demak, Jawa Tengah yang lumpuh setelah mengikuti imunisasi. Menurutnya, siswi tersebut sakit bukan karena dari suntik vaksin.
"Anak Demak ini pernah sakit, bukan karena vaksin. Sampai hari ini belum ada, belum cukup bukti (untuk mengatakan ia sakit karena vaksin). Sebelum disuntik, ia punya kondisi yang berbeda, kaki kanannya kecil, matanya juling," ujarnya, Selasa (15/8).
Sebelumnya, siswi tersebut mengalami kelumpuhan dan dilarikan ke RSUP Karyadi, Semarang. Peristiwa ini sempat membuat sejumlah orangtua bertanya-tanya, dan dikhawatirkan akan menimbulkan penolakan terhadap program kesehatan tahunan pemerintah.
Namun, Hindra mengingatkan, kondisi fisik sebenarnya tak berpengaruh terhadap pemberian vaksin. Selain itu, dia menegaskan, bahwa reaksi atau kejadian ikutan setelah pemberian vaksin adalah wajar.
Perlu diingat bahwa vaksin adalah virus yang sudah dilemahkan, sehingga wajar bila ada reaksi oleh tubuh dan ada timbul gejala ringan. "Virus ini hidup, tapi tidak langsung memberikan gejala. Ada rentang sampai ada gejala," sambungnya.
Kejadian medik pasca pemberian vaksin dapat berupa tanda, gejala, serta pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan juga berupa Causality Assesment yakni mengkaji data yang ada, melakukan klasifikasi, apa ada hubungan dengan vaksin.
Dengan adanya kejadian itu, pemerintah melalui Kemenkes tetap melanjutkan program kesehatan dalam rangka mewujudkan eliminasi penyakit campak dan rubella pada 2020. Program ini dibagi dalam dua fase, fase I pada Agustus-September 2017 di pulau Jawa dan fase II pada Agustus-September 2018 di seluruh provinsi di luar pulau Jawa.