Potret Kehidupan Janda Miskin Harus Hidupi 3 Anaknya yang Difabel
Potret kemiskinan disertai rendahnya kualitas kesehatan masih mewarnai sebagian wilayah Kabupaten Probolinggo. Termasuk dialami Juama, 55 tahun, janda miskin di Desa Pesisir, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, yang harus menghidupi tiga anaknya yang difabel. Berbeda nasib dengan si sulung, dia lahir dalam kondisi normal.
“Setiap hari saya tidak bisa bekerja karena harus mengurus tiga anak yang semuanya cacat,” kata Juama kepada wartawan yang mengunjungi rumahnya, Selasa 11 Februari 2020 sore.
Janda yang ditinggal pergi suaminya itu mengaku, setiap hari hanya mengandalkan uluran tangan para tetangganya. “Syukurlah masih ada tetangga yang berbaik hati memberikan beras, juga nasi kepada keluarga kami,” ujarnya.
Juama masih mengingat kenangan pahit saat suaminya, Madrai, 60 tahun pergi meninggalkan dirinya dan anak-anak. “Saya masih ingat, saat itu suami saya meninggalkan kami setelah anak kami terakhir, Juari (usia 30 tahun) lahir,” kenangnya.
Juari lahir dalam kondisi tunanetra. Juama menduga hal itu pula yang mendorong suaminya pergi bersama selingkuhannya, entah ke mana. “Mulai saat itu, kami hidup bersama tiga anak kami yang cacat,” ujarnya.
Sementara itu, anak sulung Juama bernama Hosnanik yang kondisinya normal sempat merantau. Namun, nasibnya kurang beruntung. Dia berencana pulang ke rumah di Desa Pesisir itu.
“Nanti kalau anak mbarep (sulung) saya pulang ya tinggal di sini berdesakan,” kata Juama.
Rumah tua yang dihuni keluarga Juama itu kondisinya sudah memprihatinkan. Dinding rumah dari anyaman bambu sudah mengelupas kulitnya. Pondasi rumah juga sudah miring tak kuat menyangga rumah tua itu. Sementara gentengnya sudah bocor.
“Sudah lama rumah Bu Juama rusak tetapi mau diperbaiki tidak ada uang,” kata Seniya, tetangga Juama.
Jangankan untuk memperbaiki rumah, kebutuhan untuk makan sehari-hari saja keluarga itu mengandalkan belas kasihan para tetangga. Saat disinggung apakah pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah desa setempat, Juama membenarkan. Dia pernah mendapatkan bantuan kambing dari pihak desa.
“Tetapi karena tidak ada yang mencari rumput, ya kambing itu saya jual. Uangnya buat makan sehari-hari,” ungkapnya.
Derita Juama itu viral ketika ada seorang warga yang mengunggah kisah pilunya ke media sosial. Intinya, ada seorang janda miskin dengan tiga anaknya yang difabel yakni, dua anak buta dan satu anak buta plus lumpuh.
Unggahan di media sosial itu kemudian mengundang simpati sejumlah warga. Termasuk Yuwie Santoso dari PT Berdikari Jaya Bersama, Kota Probolinggo. “Terima kasih diajak wartawan untuk berbagi meringankan beban keluarga miskin di Desa Pesisir,” ujar Yuwie.
Advertisement