Potret Kampung di Kota Mojokerto Berdampingan dengan Makam China
Kompleks pemakaman identik dengan kesan menyeramkan atau horor. Salah satu perkampungan di Kota Mojokerto warganya hidup berdampingan dengan makam China.
Kompleks tempat pemakaman marga Thionghoa menjadi ruang beraktivitas dan bermain warga Lingkungan Balongrawe, Kelurahan Kedundung, Magersari, Kota Mojokerto. Rumah-rumah warga di kampung itu berdampingan dengan makam. Bahkan beberapa makam berada persis di depan pintu rumah.
Para warga yang tinggal di dalamnya pun terkesan santai untuk tinggal dan beraktivitas di area makam tersebut. Area pemukiman yang menyatu dengan makam itu diketahui telah ada sebelum tahun 1998.
Di bangunan beton itu terdapat ornamen khas China berbentuk naga. Selain itu terdapat ukiran huruf China berwarna emas. Di samping makam terdapat tempat menaruh dupa yang sudah bersatu dengan tembok rumah warga.
Berjarak satu meter dari makam China, terdapat rumah milik Yono. Pria 46 tahun ini sudah 20 tahun tinggal di kampung makam China itu. "Sekitar tahun 2002 saya mulai tinggal di sini," kata Yono saat ditemui, Minggu 13 November 2022.
Selain dua makam di depan rumah Yono, juga ada tiga makam yang berdiri di belakang rumah. Yono nekat tinggal di rumah dengan dikelilingi makam karena tidak punya tanah untuk dibangun rumah. Meski begitu dirinya mengaku tidak pernah mendapat gangguan dari makhluk halus.
"Alhamdulillah aman tidak ada hal-hal mistis," tuturnya.
Hal serupa juga disampaikan Kasmani. Pria 67 tahun ini tinggal di lingkungan ini sejak tahun 1998. Makam China itu sudah berdiri. Bahkan, sejumlah makan juga sudah dibongkar. "Ada yang (makam dibangun) tahun 1955. Banyak yang sudah dibongkar," tuturnya.
Meski tinggal berdekatan dengan makam, Kasmani mengaku jika dirinya tidak pernah diganggu makhluk astral. "Tidak takut, sudah biasa keluar jam 12, jam tiga malam," pungkasnya.