Potensi Telek Ayam Petelur di Blitar Dilirik Perusahaan Pupuk
Sudah menjadi rahasia umum jika Kabupaten Blitar merupakan sentra penghasil telur ayam di Jawa Timur. Diperkirakan jumlah ayam petelur di Kabupaten Blitar ini mencapai 40 juta ekor. Makanya, tak heran jika potensi kotoran ayam petelur di Kabupaten Blitar pun jadi melimpah. Menurut estimasi, satu ekor dalam sehari mengeluarkan 0.6 ons kotoran. Maka, maka dalam sehari Kabupaten Blitar menghasilkan 2.400 kotoran ayam.
"Jika dijumlahkan dalam sebulan maka Kabupaten Blitar bisa menghasilkan 72.000 ton telek ayam," kata Hary Indarto, staf ahli CV Aneka Sarana Mandiri dari Sukoharjo Jawa Tengah ditemui Ngopibareng saat ujicoba proses pengomposan dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Karya Madani di Desa Slorok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Minggu, 14 Maret 2021 kemarin.
Hary Indarto bersama kawan-kawan sengaja datang ke di Bumdes Karya Madani Sejahtera Desa Slorok untuk menjalin kerja sama pengelolaan kotoran ayam petelur yang melimpah di Kabupaten Blitar. Perusahaan ini sendiri sudah mempunyai kerjasama dengan salah satu perusahaan kelapa sawit di Kalimantan untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik. Setiap bulan, CV Aneka Sarana Mandiri mempunyai kewajiban untuk menyetor pupuk organik sebanyak 2.500 ton per bulan ke perusahaan sawit itu.
Nah, dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan perusahaan sawit di Kalimantan ini, kata Hary perlu dilakukan secara berjemaah. Salah satu yang diajak gabung dalam jemaah ini adalah Bumdes Karya Madani Desa Slorok, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Kebetulan, salah satu tim manajemen dari CV Aneka Sarana Mandiri adalah Wakil Ketua Perserikatan Bumdes Indonesia, Sigit Wahyudi.
Kata Hary Indarto, untuk memenuhi kebutuhan 2.500 ton per bulan pupuk organik ini tak ada jalan lain memang harus dilakukan secara berjemaah. Alasannya, karena dalam proses pengolahan kotoran ayam dari bahan mentah sampai siap pakai ini membutuhkan waktu selama sebulan. Oleh karena itu, untuk menjaga konsistensi pasokan harus melibatkan banyak pihak.
"Kenapa dalam pengadaan harus berjemaah? Karena dalam prosesnya, agar kompos kotoran ayam ini bisa dikonsumsi dengan aman oleh tanaman butuh waktu satu bulan," kata Hary.
Di tempat yang sama, Iskandar salah satu anggota tim teknis CV Aneka Sarana Mandiri, menyebut pemilihan kotoran ayam petelur untuk dijadikan pupuk organik bukan tanpa alasan. Kata dia, kotoran ayam petelur, selain potensinya yang melimpah untuk diolah di Blitar, juga proses pengangkutannya pun dianggap lebih mudah.
Selain itu, pemilihan kotoran ayam petelur dari sisi kandungan protein dianggap lebih tinggi dibanding dengan kotoran hewan lain untuk dijadikan pupuk organik. Dengan proses biotehnologi yang sudah diujicobakan, menurut Iskandar kotoran ayam lebih efisien.
Proses pengolah kotoran ayam petelur sampai menjadi pupuk organik siap pakai tak memerlukan mesin pencacah. Pasalnya, mikroba yang diformulasikan sanggup menguraikan kotoran ayam lebih lembut dan mudah diserap oleh tanaman. Berbeda dengan kotoran sapi maupun kambing. Kotoroan sapi atau kambing tidak mudah terurai dan sehingga adaptasi penyerapan ke tanaman menjadi lebih lambat.
"Penggunaan pupuk organik dari kotoran ayam petelur, hasil panennya malah bisa melebihi dibandingkan menggunakan pupuk kimia," kata Iskandar.