Potensi Hulu Migas di Malang Selatan Bisa Tambah Produksi Jatim
Pakar Geofisika dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, Adi Susilo menemukan adanya potensi hulu minyak dan gas bumi (migas) di wilayah Malang Selatan.
Penemuan potensi hulu migas di Malang Selatan tersebut kata Adi Susilo karena kawasan ini berada di daerah busur muka.
"Semua daerah yang ada di busur muka itu memang ada potensi. Masih potensi saja. Tapi seberapa besarnya (cadangan migas) itu masih belum karena harus ada survei awal. Itu menentukan volumenya," ujarnya, Kamis 15 Oktober 2020.
Wilayah busur muka ujar Adi merupakan suatu daerah yang berada di kawasan lepas pantai atau samudera yang diapit oleh deretan gunung api sehingga menimbulkan sebuah cekungan.
Topografi wilayah di Malang Selatan tersebut kata Adi juga terjadi di daerah Tuban hingga Pulau Kangean, Madura Jawa Timur. Di Tuban saat ini sedang dilakukan proses pengeboran oleh Pertamina Hulu Energi Tuban East Java (PHE TEJ) untuk mengetahui cadangan migas yang terkandung.
"Di sebelah utara ada deretan gunung api, di sana dilakukan eksplorasi seperti Tuban. Seperti daerah Pulau Kangean sana. Yang itu secara geologi ada timbunan migas di sana," katanya.
Potensi migas yang ada di Malang Selatan kata Adi sangat memungkinkan untuk dilakukan eksplorasi. Meski berada di lepas pantai (offshore), menurut Adi hal itu sangat mungkin dilakukan apalagi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih saat ini.
"Sangat memungkinkan nantinya (dilakukan eksplorasi). Bahkan laut di Utara Sulawesi sampai 2 ribuan meter. Sangat memungkinkan diambil (cadangan migasnya) dengan teknologi. Di sana (laut Utara Sulawesi) diketahui ada juga cadangan migasnya," tuturnya.
Namun untuk memulai kegiatan eksplorasi ujar Adi penyediaan sarana dan pra-sarana menjadi hal yang penting, contohnya seperti infrastruktur jalan di bagian selatan Jawa.
"Di selatan itu di samping untuk membawa barang untuk membawa peralatanitu perlu mobilisasi. Ini mobilisasinya harus lancar," ujarnya.
Hingga saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) sedang mengupayakan menyelesaikan sepanjang 228 kilometer Jalur Lintas Selatan (JLS) yang belum selesai pembangunannya.
Jika nantinya, potensi migas di Malang Selatan dieksplorasi. Maka hal itu akan menambah produksi migas dari Provinsi Jatim.
Berdasarkan laporan dari Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara produksi rata-rata migas di Jatim sampai periode September 2020 yaitu sebanyak 256.349 Barrel Oil Per Day (BOPD) untuk minyak dan untuk gas sebanyak 576,64 Metric Standar Cubic Feet per Day (MMSCFD).
"Dari angka tersebut Jatim menyumbang sekitar 30 persen produksi migas dari produksi nasional," kata Humas SKK Migas Jabanusa, Amni Nadya.
Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jatim hasil dari pengelolaan migas melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) yaitu Petrogas Jatim Utama sebesar Rp 16,5 miliar untuk tahun buku 2019.
Nadya menambahkan di masa pandemi Covid-19 ini, SKK Migas Jabanusa, tetap menerapkan protokol kesehatan dalam menjalankan operasionalnya agar kebutuhan energi kepada masyarakat tetap berjalan.
Penerapan protokol kesehatan tersebut dilakukan yakni melalui 3M yaitu wajib memakai masker, wajib mencuci tangan dan wajib menjaga jarak.
"Kami menerapkan satu minggu Work From Home (WFH) dan satu minggu Work In Office (WIO). Kami mewajibkan semua pegawai memakai masker dan melakukan rapid test apabila agenda ke luar kota," ujarnya.
Advertisement