Potensi Devisa Asian Games Capai Rp3,1 Triliun
Potensi luar biasa besar dimiliki Asian Games 2018. Kegiatan multievent olahraga tersebut, diprediksi menjadi tambang devisa. Besarannya hingga Rp3,1 triliun. Proyeksi tersebut efek bergabungnya 278.438 pasang mata di Asian Games XVIII ini.
“Asian Games XVIII ini event besar. Memiliki potensi devisa besar Rp3,1 triliun. Multievent ini akan melibatkan banyak orang dari berbagai negara di belahan Asia. Karena potensinya, penyelenggaraan Asian Games ini harus sukses. Masyarakat juga harus ikut aktif mempromosikannya,” ungkap Manteri Pariwisata Arief Yahya.
Asian Games XVIII akan digelar 18 Agustus hingga 2 September. Jakarta dan Palembang dipercaya menjadi tuan rumahnya. Akan ada 41 cabang olahraga yang digelar. Rinciannya, 33 cabang olahraga olimpiade dan 8 cabang non olimpiade.
Dengan daya tarik tersebut, perhelatan ini diprediksi akan menarik kunjungan 278.438 wisatawan. Target terbesar dibebankan kepada supporter, yaitu 250.000 wisatawan.
Untuk atlet berjumlah 11.347 orang. Jumlah atlet ini yang terbesar dalam sejarah Asian Games sejak 1951. Jumlah ofisial mencapai 8.591, ada 6.000 orang National Olimpic Official, hingga 2.500 Olympic Council of Asia.
“Asian Games kali ini digelar lebih masif. Rata-rata massa terbesar akan tersebar di Jakarta. Jumlahnya rata-rata sekitar 70%. Untuk sebaran massa di Palembang mencapai 30%. Dari komposisi seperti ini, tentu harus dioptimalkan. Harapannya untuk mendatangkan lebih besar devisa,” ujar Menpar lagi.
Jumlah massa 278.438 orang pun didukung dengan kemampuan besar spending wisatawan. Untuk zona ASEAN, kemampuan spending mereka mencapai USD683,59 per visit.
Jumlah lebih besar dikeluarkan wisatawan Asia lainnya dengan USD979,41 per visit. Hingga total rata-rata spending wisatawan mencapai USD831,50 per visit.
“Kemampuan spending wisatawan ASEAN dan Asia ini sangat bagus. Dalam setiap kunjungan, mereka juga senang dengan wisata belanja. Ada banyak pernak pernik yang gemari. Dan, Indonesia rumahnya wisata belanja dengan beragam prodak menarik berkualitas,” jelasnya.
Minus pengeluaran untuk amenitas dan aksesibilitas, para atlet dan ofisial Asian Games tetap menjadi potensi market menarik. Dengan jumlah total mencapai 28.434 orang, mereka bisa menghasilkan devisa hingga USD6,7 Juta atau sekitar Rp90 Miliar.
Mereka memiliki rata-rata spending USD234,04. Rata-rata porsi terbesar spending untuk souvenir dengan USD72,35 lalu diikuti wisata belanja USD63,07.
Bagaimana dengan supporter? Mereka memiliki potensi income hingga USD207,3 juta atau Rp2,8 triliun. Aspek amenitas akan menjadi mesin devisa besar.
Rata-rata mereka mengeluarkan USD352,29 untuk akomodasi, lalu kuliner mencapai USD163,15. Aksesibilitas lokal mendapat inkam USD79,68 per visit per orang. Rata-rata mereka juga mengeluarkan USD67,71 untuk wisata belanja dan souvenir.
“Perputaran uang per orang per kunjungan sangat besar. Total devisa dari supporter dan atlet juga ofisial mencapai Rp2,9 triliun. Belum lagi income dari lini lainnya. Untuk itu, masyarakat harus memanfaatkan peluang ini menjadi sebuah bisnis. Masih ada waktu untuk bersiap menciptakan peluang bisnis yang bagus. Toh Asian Games ini sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat,” jelas Menpar.
Bukan hanya itu, Asian Games juga memiliki potensi bisnis tersembunyi. Potensi income dampak tidak langsung mencapai USD52,34 Juta. Kalkulasinya, repeater 2-5 kali ada 105.862 wisman dalam kurun waktu 3 tahun.
Jumlahnya mencapai USD86,38 Juta. Untuk repeater 5 kali dalam 3 tahun didapat inkam USD52,34 dari kunjungan 60.226 wisman. Media investment menghasilkan value Rp15 Miliar.
“Value yang akan diberikan Asian Games ini akan berdampak panjang. Potensi besar ini berasal dari kunjungan mereka berikutnya. Sekarang yang terpenting bagaimana memberi kondisi terbaik di sini. Harapannya agar nyaman. Untuk itu, semua pihak termasuk masyarakat akan berlaku baik selama penyelenggaraan multievent ini,” tutup Menpar. (*)