Potensi Banjir, Pemkot Malang Deteksi 36 Titik Genangan Air
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang sudah mulai melakukan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi menyusul sudah mulai masuknya musim hujan pada November 2023 ini.
Penjabat (Pj) Walikota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan bahwa upaya mitigasi dan penanganan bencana perlu dilakukan. Terutama potensi bencana banjir yang terjadi di Kota Malang.
“Dari awal mitigasinya didasarkan pada pengalaman tahun lalu, banjir, pohon tumbang, angin puting-beliung,” ujarnya pada Rabu, 8 November 2023.
Masuk musim hujan nanti, kata Wahyu, topografi Kota Malang yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas membuat potensi banjir begitu besar terjadi.
"Saya mengingatkan karena beberapa wilayah di tempat kita ini adalah daerah aliran sungai. Biasanya saat curah hujan naik, maka peningkatan debit air dapat berakibat banjir,” katanya.
Upaya mitigasi bencana sudah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Kawasan Pemukiman (DPUPRKP) Kota Malang yang sudah memetakan sejumlah titik genangan air.
“Ada 36 titik genangan air yang telah teridentifikasi pada 2022. Jumlah ini sedikit berkurang, dibandingkan pada 2019 kemarin ada 59 titik genangan air di Kota Malang,” ujar Kepala DPUPRKP Kota Malang, Dandung Djulhardjanto.
Untuk mengatasi sejumlah titik genangan air tersebut DPUPRKP Kota Malang tengah melakukan pembangunan drainase. Dandung mengatakan, bahwa ada sejumlah drainase yang tidak memiliki saluran air keluar. Salah satunya seperti di kawasan Sawojajar.
“Kami tengah membangun drainase yang ukuran diameternya 1,5 meter. Ukuran 1,5 meter itu dipasang di dekat jalan utama kawasan Sawojajar,” katanya.
Berdasarkan data kebencanaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang selama periode 2022 total ada sebanyak 479 bencana selama musim hujan.
Dari jumlah tersebut bencana banjir mendominasi dengan 211 kejadian dan 172 kejadian adalah bencana pohon tumbang, angin puting beliung dan tanah longsor.
Advertisement