Pos Kesehatan Haji Bandara Jeddah, 24 Jam Layani Emergency Jemaah
Bandara King Abdul Azis Jeddah menjadi paling banyak dipakai sebagai pendaratan jemaah haji Indonesia setelah Bandara Amir Muhammad bin Abduk Azis Madinah.
Kota pinggir laut yang berjarak satu jam perjalanan dari Makkah ini menjadi tempat kedatangan dan kepulangan ribuan jemaah haji Indonesia.
Selama proses kedatangan dan kepulangan jemaah haji Indonesia gelombang kedua yang melalui Bandara King Abdul Aziz Jeddah, sejumlah jemaah haji yang mengalami gangguan kesehatan harus menjalani perawatan kesehatan dulu. Sementara di Jeddah, Indonesia tidak memiliki Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) seperti halnya di Makkah dan Madinah.
Pos Kesehatan Haji Indonesia di Bandara Jeddah menjadi satu-satunya jujugan pertama kondisi kegawatdaruratan bagi jemaah haji yang sakit. Karena itu, Pos Kesejatan Haji Indoneaia di Jeddah merupakan garda utama menjalankan triase (penanganan pertama pada kegawatdaruratan).
“Pelayanan kesehatan di sini berupa penanganan triase. Kalau triase merah dari dokter masih bisa distabilkan. Kalau triase merah harus dirujuk ke rumah sakit. Rujukan kita biasanya di KKHI Makkah," kata dr Ane Dwi Sari, penanggung jawab Pos Kesehatan Bandara Jeddah, Jumat, 9 Juni 2023.
Di pos kesehatan ini tersedia 3 tempat tidur, 2 kursi roda, dan 1 mobil golfcar. Untuk melayani jemaah haji Indonesia yang sakit, terdapat 3 dokter spesialis, 9 perawat yang bersiaga dalam 3 shift. Pos kesehatan ini juga dilengkapi dengan sarana prasarana pendukung medis seperti obat-obatan, emergency kit, alat pemeriksaan gula darah, dan lain-lain.
"Kalau ada jemaah haji yang kritis dan gawat bisa langsung ke sini untuk kita layani. Sarana yang kami sediakan, biasanya untuk tindakan emergency, ada pasang infus, pasang kateter, kemudian pemeriksaan fisik, standar seperti IGD.
Tapi tak bisa sampai check lab, hanya tindakan awal, seperti emergency respon saja," katanya.
Pos kesehatan ini bersifat sementara. Masa operasionalnya sejak masa kedatangan san kepulangan jemaah haji. "Meski masih beroperasi dua hari, pos kesehatan jni sudah merawat 10 jemaah haji, dimana 4 jemaah pulih dan bisa melanjutkan ibadah di Makkah, 5 jemaah kita rujuk ke KKHI Makkah dan satu ke RSAS," kata Ane.
Lanjut Ane, mayoritas penyakit yang diderita jemaah haji yang baru tiba asalah kelelahan. "Karena mungkin penerbangannya panjang ada 9 jam lebih. Kedua juga karena faktor usia. Banyak jemaah kita yang usianya di atas 65 tahun. Ada juga penyakit jantung, paru-paru yang penanganannya harus kita rujuk," katanya.
Keberadaan Pos Kesehatan Haji di Bandara Jeddah ini sangat membantu mengembalikan status kesehatan jemaah haji Indonesia, sehingga kondisinya laik terbang dan dapat bersama-sama lagi dengan kelompoknya untuk menjakan ibadah ke Makkah.
Ane mengimbau, kepada para jemaah untuk menjaga kesehatan sejak sebelum di embarkasi, minum obat teratur, kemudian selama penerbangan tetap mengonsumsi obat kalau memang ada sakit. "Kalau ada keluhan lapor ke dokter kloternya, supaya kita bisa koordinasi untuk penanganan," katanya.