Porositas Tanah di Bromo Menurun Akibat Mass Tourism
Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo-Tengger Semeru (TNBTS) mencatat ada penurunan porositas tanah atau daya serap tanah di beberapa titik lautan pasir kawasan wisata Gunung Bromo.
Data ini didapatkan oleh BB TNBTS setelah melakukan monitoring porositas di lautan pasir bersama Universitas Brawijaya (UB).
Plt Kepala BB TNBTS, Novita Kusuma Wardhani mengatakan, penyebab menurunnya porositas tanah tersebut disebabkan oleh adanya aktivitas wisata dalam jumlah besar atau disebut dengan mass tourism.
"Terkait kerusakan lingkungan akibat mass tourism kami bersama UB membuat kajian monitoring. Dampaknya lautan pasir di lima titik porositasnya rendah, contoh titik-titik yang sering dilalui Jeep. Sementara, yang jarang dilalui Jeep, porositasnya bagus," ujarnya, Minggu 6 Juni 2021.
Untuk bisa mengurangi dampak lingkungan akibat adanya mass tourism di Bromo tersebut kata Novita pihaknya tengah membuat studi kelayakan terkait jalur transportasi di laut pasir.
"Kedepan jalur transportasi di laut pasir akan kami lokalisir sepanjang jalur tebing yang disebut Jalan Lingkar Kaldera Tengger," katanya.
Selain dengan perguruan tinggi ujar Novita pihaknya juga melakukan kajian bersama Kementerian Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membuat jalur khusus transportasi di lautan pasir.
"Menurut struktur batuannya memang dijadikan cocok dijadikan jalan itu yaitu di jalan tebing itu. Salah satu alternatif untuk meminimalisir (kerusakan porositas tanah). Kerusakan yaitu pembuatan jalan itu," ujarnya.
Untuk model pembuatan jalan bagi jalur transportasi khusus tersebut kata Novita masih akan dikaji lebih dalam oleh pihaknya bersama Kementerian PUPR.
"Nanti bentuk jalannya seperti apa apakah akan dicor atau tanahnya diperkeras, akan kami bahas bersama tim dari PUPR," katanya.