Populasi Sapi di Lamongan Turun 25 Persen
Populasi ternak sapi di Lamongan menyusut. Jika sebelumnya mencapai 117 ribu ekor, kini tercatat tinggal 95 ribu ekor atau mengalami penyusutan hingga sekitar 25 persen.
Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, M. Wahyudi, angka populasi ini merupakan hasil pendataan yang dilakukan akhir tahun 2022.
Penyusutan populasi tersebut disebabkan beberapa faktor. Paling utama, pemicunya karena munculnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Tetapi bukan karena kematian. Melainkan, sekedar dampak sosial.
"Karena kekhawatiran adanya PMK, banyak sapi yang dijual. Kalau sapi mati karena PMK sangat kecil. Sekitar satu persen atau berkisar 40 ekor," katanya, didampingi Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, Rahendra, Rabu, 11 Januari 2023.
Faktor lain, lanjut Wahyudi, terkait hari raya Idul Adha. Ternak sapi yang disembelih untuk hewan kurban sesuai hasil pendataan mencapai kurang lebih 5.000 ekor. Sedangkan para pedagang atau peternak pemilik kandang besar sampai saat ini terdeteksi juga masih banyak yang belum mengisi kandangnya lagi.
"Sehingga, dari beberapa penyebab tadi, populasi ternak sapi di Lamongan sampai sekarang belum kembali. Karena itu, kita nilai masih menyusut. Sebelumnya 117 ribu ekor, kini tinggal sekitar 95 ribu ekor," terangnya.
Diketahui, pada akhir tahun 2022 lalu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan melakukan pendataan ternak sapi. Selain bertujuan mengetahui populasi sapi sebenarnya, pendataan yang dilakukan menginventaris secara detail terkait penyebaran PMK. Karena Lamongan saat itu tercatat sebagai salah satu daerah yang rentan dengan penyebaran wabah PMK.
Bahkan, sampai saat ini dinas terkait masih terus melaksanakan pantauan serta vaksinasi untuk pencegahan PMK, sekalipun sudah terkendali dengan bukti dibukanya pasar-pasar hewan.