Populasi Hewan Kurban Kota Kediri Turun, Ini Sebabnya
Pada perayaan Idul Adha tahun ini jumlah populasi hewan ternak kurban di wilayah Kota Kediri mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Data tersebut disampaikan Pujiono, selaku Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri.
Pujiono menjelaskan, berkurangnya populasi hewan kurban saat ini tidak lepas dari kondisi yang terjadi sekarang. Merebaknya wabah virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), memaksa setiap pemangku kebijakan di daerah untuk memperketat pengawasan jalur lalu lintas hewan ternak.
Kebijakan ini tentunya membawa pengaruh terhadap daerah yang memiliki kantong ternak sedikit, khususnya Kota Kediri. "Karena lalu lintasnya terbatas. Artinya dibatasi masing-masing daerah, sangat berpengaruh. Jadi ketersediaan kita yang ada di kota atau daerah-daerah yang kantong ternaknya sedikit ya sangat berpengaruh," jelas Pujiono, Minggu 3 Juli 2022.
Ia lantas membandingkan, jika sebelum ada wabah virus PMK, ketersediaan hewan kurban pejantan bisa mencapai 1.000 ekor. "Itu untuk hewan kurban jenis sapi ya, kalau kambing bisa lebih," lanjutnya.
Pujiono memperkirakan penurunan populasi hewan ternak di Kota Kediri mencapai 20 persen. "Perkiraan 20 persen, dari sebelumnya 1.000, sekarang turun menjadi 800," tuturnya .
Salah satu bentuk ikhtiar yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian untuk mencukupi ketersediaan hewan kurban, di antaranya dengan membuka kembali Pasar Hewan Muning yang sebelumnya sempat ditutup karena meluasnya wabah virus PMK. Hewan ternak yang masuk, diperiksa kondisi kesehatannya.
Pemeriksaan meliputi mata, mulut dan kuku. Jika dalam pemeriksaan didapati hewan ternak dalam kondisi sakit, tidak diizinkan untuk masuk, dan disarankan menjalani isolasi atau pengobatan di rumah.
Sebaliknya apabila dalam kondisi sehat, petugas memberikan Surat Keterangan Kesehatan Hewan dan mengizinkan peternak atau pedagang melakukan transaksi di dalam pasar.