Ponpes Al Ubaidillah danPolres Nganjuk Gelar Vaksinasi Booster
Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ubaidah Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur menggelar vaksinasi dosis ketiga untuk 1.000 santri dan warga sekitar. Vaksinasi ini bekerja sama antara Pondok Pesantren dengan Polres Nganjuk serta Rumah Sakit Bhayangkara.
“Dengan mengikuti vaksinasi booster atau penguat ini, para santri yang telah menyelesaikan tes dan diklat calon muballigh-muballighoh di Ponpes Al Ubaidah bisa pulang atau kembali ke t masyarakat dengan tenang dan aman," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al Ubaidah, Habib Ubaidillah Al Hasany.
Program vaksinasi yang dilakukan di Ponpes Al Ubaidah, merupakan bagian dari menyukseskan program pemerintah. Habib Ubaidillah mengatakan, pemerintah telah menetapkan syarat mudik, yakni pemudik harus telah divaksin dosis ketiga.
“Aturan ini bertepatan pada tanggal 25 nanti, seluruh santri telah menyelesaikan ujian dan pembekalan, dan harus pulang ke rumah masing-masing,” ujarnya.
Selain itu, saat berbicara di depan ribuan santri, Habib Ubaidillah mengungkapkan, keresahan dan kekhawatirannya mengenai dunia yang akan dihadapi para santri, ketika terjun di tengah-tengah masyarakat.
Menurutnya, sebagai juru dakwah di tengah masyarakat, mereka akan menjumpai banyak persimpangan jalan, yang ia maksud adalah keyakinan dan paham yang berbeda, “Bahkan dihadapkan pada paham radikalisme yang anti kebhinekaan dan Pancasila,” ujar Habib Ubaidillah.
Untuk itu ia berharap, dengan pengetahuan dan wawasan yang diberikan di Ponpes Al Ubaidah mengenai kebangsaan, para santri tidak terpengaruh apalagi terpapar radikalisme. Menurutnya, untuk menanamkan nasionalisme, cinta tanah air, dan kebangsaan, Ponpes Al Ubaidah juga telah bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kodim, dan Polres Nganjuk.
Kapolres Nganjuk Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Boy Jeckson Situmorang juga mengingatkan, para santri Ponpes Al Ubaidah bakal dihadapkan dengan dinamika perkembangan zaman, yang cukup pesat terkait perkembangan teknologi.
Ia mengingatkan para santri, dalam lingkungan yang homogen seperti Akademisi Kepolisian ataupun pondok pesantren, semuanya ditempa dengan idealisme yang sama dan dalam kondisi ideal.
“Tetapi begitu menghadapi dunia nyata, maka seleksi alam terjadi,” ujarnya.
Menurut Boy, tidak semua lulusan Akademi Kepolisian bisa mencapai pangkat sesuai levelnya, karena tidak mampu menghadapi banyak cobaan dan ujian duniawi. “Saat menemukan persimpangan, pejamkan mata kalian, berdoa kepada Allah dan gunakan hati nurani Anda, yang akan menuntun ke jalan yang benar,” ujarnya.
Boy juga mengingatkan, jangan memakai logika-logika duniawi karena dapat membawa kepada kesesatan. Menurutnya di tengah-tengah masyarakat, para santri harus bisa membawa diri. Pasalnya, mereka akan menghadapi banyak keyakinan dan kepercayaan, serta berbagai agama.
“Banggalah menjadi santri, karena memiliki kelebihan dibanding remaja lainnya,” ujarnya. Para santri menurutnya lebih cerdas, lebih sehat, lebih amanah atau lebih CSA, “Lebih cerdas karena selain belajar ilmu agama juga belajar ilmu pengetahuan umum. Lebih sehat, karena bangun pagi untuk salat Subuh, mencium udara yang bersih hingga tidur dengan jadwal yang teratur,” kata Kapolres.
Hal ini tentu berbeda jauh dengan para remaja yang tidak berada di pondok pesantren. Gaya hidup mereka bisa tidak sehat, pola makannya tidak sehat. “Sementara lebih amanah, karena menjaga amanah dari orangtua, dari para kiai dan habib yang kita hormati, dan terutama menjaga amanah dari Allah,” ungkapnya.