Ponorogo Bangun Monumen dan Museum Reog, Apa Saja Isinya
Kabupaten Ponorogo bisa menjadi salah satu daerah di kawasan Jawa Timur bagian selatan dengan banyak destinasi yang patut dikunjungi.
Terutama terkait dengan sejarah kerajaan Majapahit era Mataram, juga pengaruh Hindu-Budha serta masuknya Islam dan pra kemerdekaan di tanah air hingga masa sekarang ini.
Praktisnya, Pemerintah Ponorogo tengah membuat proyek terkait hubungan sejarah lampau dan kekinian. Yaitu perencanaan berupa Monumen Reog dan Museum Ponorogo (MRMP).
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi, MRMP akan berisi berbagai banyak hal tentang masa lampau. Mulai masa prasejarah, masa pengaruh Hindu-Budha, masa pengaruh Islam, masa pra kemerdekaan, hingga era reformasi.
Menurutnya, perkembangan peradaban dari zaman ke zaman itu untuk memberikan edukasi kepada pengunjung museum tentang sejarah Ponorogo.
‘’Tidak sembarangan dalam menampilkan koleksi di museum. Harus melalui riset, kita memiliki tim kurator untuk menampilkan perkembangan peradaban manusia dari masa ke masa itu,’’ katanya dikutip di laman ponorogokab Jumat 7 September 2023.
Untuk preses perencanaan, lanjut Judha, telah ada kunjungan dari Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI yang berkunjung ke Ponorogo, pada 19 Agustus lalu. Kemudian dari Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Supadma Rudana dan dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Empu Basuki Teguh Yuwono.
Judha melanjutkan, keduanya mengungkapkan ketertarikannya dengan pembangunan MRMP. Karena keduanya akan mengadakan kunjungan ke sejumlah negara di Eropa dalam September ini untuk menginventarisasi artefak yang berasal dari Indonesia. “Kalau ada artefak dari Ponorogo akan diinformasikan,’’ imbuhnya.
Dicontohkan oleh Judha, ada temuan benda-benda prasejarah pada masa Mesolitikum atau zaman batu madya yang di Ponorogo. Di antaranya dar kawasan Goa Lawa, Kecamatan Sampung, Ponorogo, yang dikenal sebagai Sampung Bone Culture. Benda-benda arkeologi itu diboyong L.J.C.van Es ke Belanda, pada 1928 silam.
‘’Ketika budaya manusia purba hidup di goa-goa, sebagian besar peralatan mereka berasal dari tulang,’’ jelasnya.
Menurut Judha, sejarah peradaban pada masa pengaruh Hindu-Budda dan masuknya pengaruh Islam juga ditampilkan di MRMP. Era kejayaan Kerajaan Majapahit dan Mataram memiliki sejarah sendiri di Ponorogo. Tanpa kecuali, legenda yang mengiringi terbentuknya kesenian Reog Ponorogo.
‘’Artefak dan benda seni yang menceritakan sejarah Ponorogo dan perkembangan reog dari waktu ke waktu akan melalui riset sebelum mengisi koleksi museum,’’ pungkasnya.
Monumen dengan tinggi 126 Meter
Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) Ponorogo diproyeksikan menjadi yang tertinggi di Indonesia. Monumen ini dibangun dengan tinggi 126 meter atau lebih tinggi dibanding patung Graha Wisnu Kencana di Kabupaten Badung, Bali dengan tinggi 121 meter.
Monumen Reog Ponorogo terletak di Penambangan Batu Kapur, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo. Diproyeksikan, monumen yang mulai dibangun akhir 2022 itu ditargetkan rampung pada akhir 2024.
Menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, monuman Reog Ponorogo akan menjadi kawasan wisata yang terintegrasi dengan sekitarnya.