PON untuk Perjuangan Bangsa
Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX di Papua akan dibuka besok. Inilah ajang olahraga multievent nasional yang digelar 4 tahun sekali. Tentu saja kita berharap PON benar-benar menjadi ajang prestasi atlet-atlet kita untuk persiapan menuju prestasi dunia.
Bagi kita, olahraga bukan hanya sekedar keterampilan pada suatu cabang olahraga, tetapi juga adalah ajang perjuangan. Perjuangan untuk mengharumkan nama bangsa dan negara di mata dunia.
Lihat saja ketika Gresya/Apriyani merebut emas olimpiade, dan Sang Merah Putih dikerek pada posisi tertinggi sambil Indonesia Raya dikumandangkan, rasa bangga itu, nasionalisme Indonesia, merasuk ke dalam dada, mengalir di darah segenap anak bangsa.
Sejak awal, PON adalah juga bagian dari perjuangan bangsa. PON pertama di Solo 9 September 1948, diselenggarakan ketika Belanda dan kebanyakan negara sekutu, belum mengakui kemerdekaan Republik Indonesia. Pengakuan itu baru terjadi setahun kemudian. PON saat itu adalah juga perjuangan untuk menunjukkan eksistensi Indonesia sebagai negara dan bangsa.
Apalagi, saat itu Olimpiade 1948 di London juga digelar. Tapi atlet-atlet kita hanya bisa bertanding jika menggunakan paspor Hindia Belanda. Sesuatu yang tidak bisa kita terima. Sebagai gantinya, PON pertama di Solo diselenggarakan, dengan semangat perjuangan kebangsaan.
Selamat dan sukses PON XX di Papua. "Biar mata dunia memandang Indonesia, kita dahsyat dan perkasa."
Advertisement