Pompa Aman, Ini Penyebab Banjir Surabaya Kata DPRD
DPRD Kota Surabaya menyebut bahwa banjir yang terjadi di beberapa titik di Kota Surabaya saat turun hujan, penyebabnya bukan pompa air.
Ketua komisi C DPRD Kota Surabaya Baktiono mengatakan, semua pompa air di Kota Surabaya yang di cek oleh dewan berfungsi secara normal.
Mulai dari mesin pompa, genset, kelistrikan, hingga operatornya tidak ada masalah sama sekali.
"(Masalah) Bukan dari pompa. Memang, saat kami sidak random cek gitu, di beberapa titik, itu ya bagus pompanya. Meski kemampuan pompanya tidak maksimal. Karena takut cepat rusak. Kami cek 58 pompa semua siap. Petugas juga siap. Sampe tanki solar kami cek, full semua," kata Baktiono setelah menggelar hearing dengan Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, di DPRD Kota Surabaya, Senin 20 Januari 2020.
Menurut Baktiono, permasalahan banjir yang terjadi di Kota Surabaya, disebabkan oleh beberapa proyek box culvert dan proyek irigasi lainnya yang mangkrak, dan tidak dilanjutkan oleh kontraktor. Sehingga, air yang seharusnya mengalir, tertahan di satu titik hingga menyebabkan genangan tinggi.
"Jadi tadi kami sampaikan, ada beberapa titik yang mangkrak. Mulai dari Mayjend Sungkono, Sememi, Jemur, sampai ke Sidotopo Wetan. Waktu kami cek, kontraktornya tidak ada. Itu kami sampaikan tadi ke PU," beber Baktiono.
Ia menambahkan, kegunaan box culvert adalah mengalirkan air secepatnya, ke sungai yang lebih besar. Sehingga saat hujan tiba, air bisa cepat hilang dan tidak sampai tergenang.
"Harusnya antisipasi kemarau kan, kalau hujan gini proyeknya selesai ya enak. Kalau belum, jadinya ya seperti ini. Air tak bisa mengalir sempurna, akhirnya banjir. Meskipun dalam dua tiga jam surut, tapi ini sangat merugikan masyarakat yang tidak siap adanya banjir," sambungnya.
Tim komisi C berharap Dinas PU dapat menertibkan para kontraktor yang tak menyelesaikan proyek box culvert tersebut. Karena, banyak dari proyek itu menggunakan anggaran APBD Kota Surabaya tahun 2019.
"Kan kalau tahun anggaran habis, dan memang targetnya 2019 sudah selesai, ya harusnya selesai. Berarti ada apa-apa ini kontraktornya. Kami sampaikan untuk evaluasi kontraktor, karena anggaran sudah tidak bisa digunakan. Proyek 2019 ya pakai dana 2019, kecuali proyek multiyears baru tak masalah," tegas Baktiono.
Advertisement