Ciptakan Inovasi Larvitrap, Poltekkes Surabaya Raih MURI
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes) Surabaya berhasil raih rekor MURI dengan menciptakan inovasi teknologi tepat guna paling banyak.
Pemberian rekor MURI karena Poltekkes Surabaya menciptakan inovasi larvitrap dengan jenis terbanyak, yakni 97 jenis larvitrap, pada Senin, 17 September 2018.
Pemberian ini berbarengan dengan peringatan hari Pengendalian Nyamuk dan Asean Dengue Day 2018 yang jatuh pada 17 September 2018.
Eksekutif Manager MURI, Sri Widyati mengungkapkan Poltekkes telah menghasil menciptakan teknologi tepat guna yakni Larvitrap yang variasinya paling banyak.
"Kami mewakili ketua MURI Jaya Suprana mengumumkan sekaligus mengesahkan inovasi pembuatan Larvitrap dengan jenis terbanyak termasuk dalam rekor di museum," ucap Eksekutif Manager MURI, Sri Widayati.
Larvitrap itu digunakan sebagai pengendalian populasi nyamuk aedes aegypti dengan Teknologi Tepat Guna (TTG).
Sementara itu Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Anung Suhantono yang juga hadir dalam pemberian rekor MURI tersebut mengatakan tingkat penyakit dan kematian disebabkan oleh nyamuk cukup tinggi.
"Ini pasti kita pahamkan dan kita lakukan secara bersama-sama secara utuh di dalam konsep pengendalian sektor kita. Caranya yakni melakukan rekayasa lingkungan, rekayasa pada nyamuk dan rekayasa pada perilaku manusianya. Ketiga hal ini harus tercover dengan baik," ujarnya.
Ia juga menambahkan pengendalian merupakan rasa tanggungjawab manusia, karena faktor nyamuk merupakan satu hal yang harus dikendalikan. Tetapi, tidak semua dimusnahkan, sebab hal itu menjadi bagian dari ekosistem yang diciptakan oleh sang maha pencitpta.
Oleh sebab itu, Anung mendorong semua pihak khususnya perguruan tinggi agar terus berinovasi membuat kedekatan yang semakin kongkrit, untuk dapat dibesarkan di Indonesia dalam hal pengendalian faktor tersebut.
"Saya mendorong mahasiswa, dosen, peneliti atau pendidik yang lain untuk berperan aktif melakukan berbagai hal agar jalan ini bisa diwujudkan" ungkapnya.
Dengan adanya kegiatan ini, Anung berharap semua inisiator tidak berhenti hanya kepada inisiasi, tetapi sekaligus harus pada penerapannya.
"Untuk itu saya berharap para inisiator dan para pengambil kebijakan untuk bisa terus menerus menyampaikan bukti-bukti nyata dari apa-apa yang sudah dilakukan selama ini," ujarnya. (amm/wit)