Poltekad Kembangkan Ban Tanpa Angin, Bisa Untuk Kendaraan Perang
Sejumlah mahasiswa dan dosen Politeknik Angkata Darat (Poltekad) kembangkan inovasi ban mobil tanpa menggunakan angin. Alat tersebut dapat dimanfaatkan untuk kendaraan perang. “(Ban tanpa angin) Ini dibuat oleh mahasiswa dan dosen dari Prodi Otomotif Kendaraan Tempur, atau Teknik Mesin,” kata Kepala Jurusan Telekomunikasi, Teknik Komunikasi Poltekad, Desyderius, Sabtu, 30 Juli 2022.
Desyderius mengatakan, ban tanpa angin yang masih dalam pengembangan tersebut menggunakan bahan dasar karet dan ditambahkan poliurean dengan ketebalan sekitar 5 cm.
Ban tersebut, kata Desyderius, sengaja didesain tidak memiliki ruang hampa yang biasa digunakan untuk mengisi angin. Hal tersebut diganti dengan karet yabg dibentuk menyerupai jaring. “Harapannya menghindari tembakan, begitu ditembak dia tidak akan bocor. Tembakan akan mengenai bolongnya, sehingga perjalananya tidak terhambat,” jelasnya.
Desyderius mengungkapkan, ban tersebut memang didesain khusus dibuat untuk kendaraan tempur. Dengan tujuan, ketika terkena tembakan musuh, mobil tidak akan mendapatkan kendala. “Kedepannya kita berharap agar bisa digunakan pada kendaraan taktis, jadi nanti kalau ditembak atau (serangan) apapun masih bisa jalan,” ucapnya.
Dalam pengembanganya, ban tanpa angin tersebut telah diuji coba untuk melalui jalanan dengan kondisi ekstrem. Tak hanya itu, alat ini juga pernah dipasangkan ke mobil dan digunakan dengan kecepatan tinggi. “Pernah diuji coba di kendaraan seperti Revolver, di daerah makadam (daerah berbatu dan pasir) kemudian ada paku-paku, ini lewat gak apa,” ujar dia.
Meski demikian, menurut Desyderius, ban tersebut masih harus dikembangkan lagi kedepannya. Sebab, lapisan karet yang terpasang daya rekatnya masih kurang dan gampang terlepas. “Kelemahannya memang daya rekatnya masih kurang, dipakai untuk kecepatan 100 km/ jam mungkin akan lepas. Ini perbaiki lagi untuk campuran karetnya,” katanya.
Desyderius berharap nantinya ban tanpa angin tersebut dapat digunakan untuk kendaraan perang Indonesia. Atau bisa juga dimanfaatkan untuk mobil di daerah rawan konflik.