Polrestabes Surabaya Bakal Beri Penyuluhan Kekerasan di Sekolah
Pihak kepolisian berencana mendatangi sejumlah sekolah di Surabaya, untuk memberikan penyuluhan terkait dilarangnya tindakan kekerasan dan perundungan dalam dunia pendidikan.
Hal itu, merespons kasus penganiayaan hingga menyebabkan meninggalnya mahasiswa baru di Politeknik Perkapalan (Poltekpel) Surabaya yang dilakukan oleh seniornya.
"Terkait itu (masih terjadinya kekerasan di sekolah) nanti kami akan melakukan penyuluhan-penyuluhan," kata Kasi Humas Polrestabes Surabaya, Kompol M Fakih, Sabtu, 18 Februari 2023.
Dalam praktiknya, kata Fakih, Polretabes Surabaya bakal menggandeng instansi pendidikan. Agar penyuluhan yang diberikan dapat berjalan efektif dalam mengantisipasi kekerasan.
"Bekerja sama baik itu LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi), Dinas Pendidikan juga. Nanti kita kerahkan unsur Binmas (Pembinaan Masyarakat)," jelasnya.
Fakih pun berharap, supaya kasus kekerasan dan perundungan di dunia pendidikan bisa dihilangkan. Terutama tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh para senior kepada juniornya.
"(Seperti kasus Poltekpel) motifnya senior dengan junior. Karena korban ketika itu tidak respect (hormat) dengan senior," ujarnya.
Sebelumnya, Polrestabes Surabaya masih melakukan pendalaman terkait kasus penganiayaan hingga menyebabkan seorang mahasiswa baru Politeknik Pelayaran (Poltekpel) meninggal dunia.
Kasi Humas Polrestabes Surabaya, Kompol M Fakih mengatakan, pihaknya telah memanggil sebanyak 21 saksi. Namun, dia tidak merinci siapa saja orang yang sudah dimintai keteranganya itu.
"Perkembangan terbaru kami sudah melakukan pemeriksaan 21 saksi. Harus step by step, kami juga melakukan pemeriksaan dari saksi lain," kata Fakih, Sabtu, 18 Februari 2023.
Tersangka penganiayaan kepada mahasiswa berinisial MRFA, 20 tahun, tersebut saat ini masih satu orang, yakni seniornya di Poltekpel Surabaya, yakni AJP, 19 tahun, warga Jalan Banyu urip Sawahan.
"Saat ini masih satu tersangka, tapi dalam pengembangan tidak menutup kemungkinan ada tersangka lagi," jelasnya.
Advertisement