Polres Probolinggo Pasok 10.000 Liter ke Desa Krisis Air Bersih
Selain Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Polres Probolinggo juga terlibat pendistribusian ke desa-desa yang krisis air bersih selama kemarau. Rabu siang, 4 Oktober 2023 misalnya, Polres mendistribusikan 10.000 liter air bersih untuk dua desa yang terdampak kekeringan.
Kedua desa itu, Desa Jatisari, Kecamatan Kuripan dan Desa Gununggeni, Kecamatan Banyuanyar. Pemberangkatan truk tangki air bersih ke Desa Jatisari dipimpin langsung Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnu Wardana. Sedang distribusi air bersih ke Desa Gununggeni dipimpin Wakapolres Probolinggo, Kompol Supiyan.
"Hari ini, kami dari Polres Probolinggo ikut terpanggil utuk mendistribusian air bersih sebanyak dua tangki masing-masing berisi 5.000 liter yang didistribusikan ke dua desa yang krisis air bersih,” kata kapolres.
Distribusi air bersih itu diharapkan bisa meringan beban warga yang kesulitan mendapatkan air bersih. Selain karena berada di ketinggian pegunungan, kemarau panjang juga menjadi penyebab sulitnya warga mendapatkan air bersih.
Droping air bersih disambut gembira Ali, warga Dusun Kedungglagah, Jatisari, Kuripan. “Distribusi air bersih yang dipasok Polres Probolinggo ini membantu kami yang kesulitan air,” ujarnya.
Seperti diketahui, pada musim kemaran 2023 ini, BPBD Kabupaten Probolinggo melaporkan, terdapat 32 dusun di 20 desa di 10 kecamatan di Kabupaten Probolinggo mengalami krisis air bersih sejak Juni lalu.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Probolinggo, Moh. Zubaidulloh mengatakan, sejak awal kemarau, Juni lalu hingga awal Oktober ini sejumlah desa memang mengajukan droping air bersih kepada BPBD.
Ke-32 dusun yang krisis air bersih, kata Zubaidulloh, memang letaknya di ketinggian (pegunungan). Mulai dusun-dusun di lereng Gunung Argopuro di sisi timur, Gunung Lemongan di tengah, hingga dusun-dusun di lereng Gunung Bromo di kawasan barat.
Ke-32 dusun yang krisis air bersih itu terletak di 20 desa di 10 kecamatan. Yakni, Kecamatan Tegalsiwalan, Wonomerto, Banyuanyar, Tongas, Bantaran, Kuripan, Sukapura, Lumbang, Leces, dan Tiris.
“Jumlah warga terdampak krisis air bersih di wilayah itu mencapai 37.766 jiwa atau setara 12.648 kepala keluarga (KK),” kata Zubaidulloh.
Dikatakan BPBD telah mendistribusikan air sebanyak 127 kali sejak Juni-awal Oktober 2023 dengan volume air yang disalurkan 715.000 liter, 13 tandon air dan 37 jeriken. “Sebanyak empat sampai lima mobil tangki BPBD yang berkapasitas 6.000 liter sebanyak empat unit dan 4.000 liter satu unit, setiap hari memasok air bersih ke desa-desa yang membutuhkan,” jelasnya.
Karena banyaknya dusun-dusun yang harus dilayani, biasanya setiap dusun dipasok air bersih, tiga sampai empat hari sekali. “Warga dengan membawa jeriken biasanya langsung menyongsong pasokan air dari mobil tangki,” ujarnya.
Zubaidulloh menjelaskan, kekeringan terjadi di setiap tahun sejak 2013 namun dengan jumlah daerah fluktuatif. Sejumlah faktor penyebab di antaranya berkurangnya volume air, mengeringnya sumber mata air, dan tidak ada cadangan air.