Polres Bojonegoro dan Ponpes Ibnu Abbas Kaji Bahaya Radikalisme: Bijak Gunakan Medsos
Kepolisian Resor Bojonegoro dan Pondok Pesantren Ibnu Abbas menggelar kajian soal bahaya pemahaman radikalisme, terorisme dan Hizbut Tahrir (HTI) di Ponpes yang berlokasi di Desa Sembung, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro pada Sabtu 26 Oktober 2024 malam.
Kajian dihadiri Kasat Intelkam Polres Bojonegoro, Iptu I Putu Suryawan Astawa, juga Bhabinkamtibmas Desa Sembung, Ustadz Algifari, Pengurus Pusat Komunitas Masyarakat Cinta Polri (Komascipol). Kemudian ustadz Nouval Baswedan dan seluruh santri Ponpes Ibnu Abbas aktif dalam kegiatan ini.
Kasat Intelkam Polres Bojonegoro, Iptu I Putu Suryawan Astawan menjelaskan tentang bahaya pemahaman radikalisme, terorisme dan intoleransi yang dapat mengganggu stabilitas sosial. Ia menekankan bahwa santri sebagai generasi muda memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan damai.
“Kegiatan kajian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran santri akan bahaya paham radikalisme dan intoleransi yang mengancam persatuan bangsa,” ujarnya dalam rilis Minggu 27 Oktober 2024.
Kasat Intelkam juga mengimbau kepada para santri agar bijak dalam menggunakan media sosial. Ia menekankan agar mereka tidak terpengaruh oleh ajakan atau provokasi yang berkaitan dengan kegiatan radikal dan intoleransi. “Media sosial adalah alat yang kuat. Gunakan dengan bijak untuk menyebarkan informasi positif,” imbuhnya.
Di akhir kajian, Iptu I Putu Suryawan menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membekali santri dengan pemahaman yang tepat mengenai bahaya radikalisme. Ia berharap santri dapat menjadi agen perubahan di lingkungan mereka, menyebarkan nilai-nilai moderat dan toleran.
Pengurus Pusat Komunitas Masyarakat Cinta Polri (Komascipol) Ustadz Algifari memberikan ucapan terima kasih kepada Polres Bojonegoro. Ia menilai kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para santri dalam memahami isu-isu yang dapat mengancam persatuan.
“Pendidikan seperti ini sangat penting untuk mencegah munculnya paham-paham yang berpotensi memecah belah,” tuturnya.
Kegiatan ini menjadi langkah nyata dari Polres Bojonegoro dalam membangun sinergi dengan lembaga pendidikan, serta meningkatkan kesadaran di kalangan generasi muda mengenai bahaya radikalisme.
Diharapkan, melalui kajian ini, para santri dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang aman dan harmonis.
Dengan semangat kolaborasi, kajian ini diharapkan dapat menginspirasi santri untuk terus memperkuat rasa toleransi dan saling menghargai dalam berinteraksi di masyarakat.