Moreno Suprapto: Korupsi di Kemenpora Sudah Akut
Politisi Partai Gerindra, Moreno Soeprapto, menganggap korupsi di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tak hanya seputar dana hibah namun juga menyentuh proses seleksi atlet.
Mantan anggota DPR-RI periode 2014-2019, tersebut mengungkapkan praktik lancung berupa transaksional kerap merugikan atlet-atlet berprestasi di daerah.
"Korupsi di dunia olahraga sangat tinggi juga. Sampai menyentuh atlet-atlet berprestasi di daerah juga. Misalnya, atlet terbaik harusnya yang mewakili daerahnya di PON, tapi justru yang didorong malah atlet nomor tiga atau lima," kata Moreno saat mengunjungi gedung DPRD Kota Malang, kemarin.
Kata mantan atlet pembalap ini, dalam kasus perekrutan bibit atlet seperti ini banyak mengindikasikan adanya transaksi, agar atlet bukan yang terbaik lolos seleksi.
"Saya tahu itu karena saya beberapa kali bertemu atletnya," ujar mantan anggota dewan yang pernah duduk di Komisi X Bidang Olahraga dan Kebudayaan.
Oleh sebab itu, Moreno mengatakan korupsi yang terjadi di dalam Kemenpora sudah mencapai tahap akut. Kasus-kasus ini harus segera diusut tuntas karena dampaknya yang sangat besar terkait prestasi atlet.
"Bicara dana hibah ini harus betul-betul dibongkar. Aktor-aktor yang terlibat segera ditangkap," ujarnya.
Lanjut Moreno, kasus-kasus suap dalam seleksi atlet di Kemenpora ini selain merugikan negara juga merugikan proses pendidikan dan pengembangan atlet.
"Para atlet yang dirugikan. Selain itu, yang paling dirugikan adalah dunia olahraga kita," katanya.
Diketahui, pada Rabu, 18 September 2019 KPK menetapkan Menpora Imam Nahrawi sebagai tersangka kasus dugaan suap dana hibah KONI. Imam Nahrawi diduga menerima suap senilai total Rp26,5 miliar yang merupakan commitment fee atas pengurusan proposal hibah yang diajukan oleh pihak KONI kepada Kemenpora TA 2018.