Kata Jokowi Soal Politikus Sontoloyo, dari PKI hingga Antek Aseng
Presiden Joko Widodo kembali membahas soal politikus sontoloyo yang beberapa waktu lalu sempat dicetuskannya. Jokowi mengatakan sosok politikus sontoloyo, biasa memanfaatkan sejumlah isu untu menyerang dirinya. Yakni isu PKI, Antek Aseng, dan Tenaga Kerja Asing (TKI)
Jokowi mengungkapkan hal itu saat menghadiri Apel Siaga Pemenangan Partai Nasional Demokrat yang digelar di Jatim Internasional Expo, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Minggu 28 Oktober.
"Saya ingin menyampaikan beberapa isu-isu, yang sering sekali membuat masyarakat banyak yang bingung," kata dia, di depan ribuan kader Nasdem se-Jawa Timur.
Sekarang ini, kata dia, politikus sontoloyo kerap kali melakukan peperangan isu. Jokowi pun mengaku dirinya sudah jengkel terhadap hal itu.
Isu yang pertama, kata Jokowi, adalah tentang tudingan dirinya yang dinilai telah berpihak kepada kepentingan asing. Politikus sontoloyo, kata Jokowi, biasa menyebutnya dengan istilah 'antek aseng'.
"Mereka bilang, Presiden Jokowi itu antek aseng, bener ndak? ada ndak?," tanya dia, pada ribuan kader Nasdem yang hadir.
Jokowi lalu membantah tudingan itu, ia malah mengaku pemerintahan di era nya telah berhasil mengambil alih sejumlah blok penghasil minya besar yang selama bertahun-tahun berada di tangan asing, kini kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
"Perlu saya sampaikan, jadi ada blok besar yang namanya Blok Mahakam, yang dikelola oleh Perancis dan Jepang, sekarang sudah 100 persen kita serahkan kepada Pertamina," ujar Jokowi.
Lalu blok yang kedua, adalah Blok Chevron atau Blok Rokan. Jokowi mengklaim blok itu kini sudah berpindah tangan, dan telah 100 persen di menangkan oleh pihaknya.
Lalu soal divestasi Freeport, yang kini sudah dikuasai Indonesia melalui perjalanan panjang. Jokowi menyebut, pemerintah Indonesia kini telah menguasai mayoritas saham perusahan tambang itu sebesar 51,2 persen, padahal sebelumnya hanya 9,3 persen.
"Sekarang pertanyaannya adalah, antek aseng nya dimana?," tanya dia.
Isu yang kedua adalah, soal masuknya jutaan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok ke Indonesia. Jokowi mengatakan, politikus sontoloyo sering kali mengumbar tudingan dengan menyebutjan di Indonesia setidaknya ada lebih dari 10 juta TKA.
"Itu hoaks," kata Jokowi.
Jokowi menyebut bahwa 10 juta jumlah tudingan yang dilemparkan itu merupakan perjanjian jerja sama antara Indonesia dengan Tiongkok untuk mendatangkan wisatawan asing, dan bukan tenaga kerja.
"Yang namanya 10 juta itu adalah tanda tangan kita dengan Tiongkok untuk turis, untuk turis, bukan tenaga kerja, karena ada 180 juta turis dari Tiongkok yang menjadi rebutan negara-negara di seluruh dunia, kita tanda tangan, komitmennya minimal 10 juta yang akan datang ke Indonesia," ujar dia.
Kendati demikian Jokowi tak menampik memang ada TKA asal Tiongkok yang kini berada di Indonesia namun jumlahnya hanya 24.000 saja.
"Justru tenaga kerja kita (TKI) yang ada di Tiongkok ada 80.000, artinya yang di sana dulu itu antek Indonesia begitu?" kata Jokowi, disambut tawa ribuan audience.
Lebih lanjut, Jokowi juga mengaku dirinya sering kali mendapat tudingan bahwa ia adalah anggota partai terlarang di Indonesia, Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Coba ya, saya lahir tahun 1961, PKI dibubarkan tahun 1965 - 1966. Umur saya baru 4 tahun, masak ada PKI balita? Nggak ada itu," kata Jokowi.
Ia lalu menampilkan sebuah foto, yang beredar di media sosoial. Foto tersebut menampilkan potret pimpiman PKI, DN Aidit yang sedang berpidato, yang anehnya, kata Jokowi, di foto itu ternyata juga ada dirinya.
"Coba lihat di gambar-gambar tahun 1955 ini, DN Aidit pidato, di dekat dia ada saya, coba? Saya lahir aja belum, gambarnya mirip saya, itu kan kebangetan," kata dia.
" Cara-cara seperti ini adalah cara politikus sontolo, ya. Jangan rakyat dibohongi dengan data-data yang ngawur. Itu yang saya bilang kemarin politikus sontoloyo ya seperti itu," pungkas Jokowi. (frd)
Advertisement