Politik Berkeadaban Menapaki Pesta Demokrasi, Begini Pesan BPIP
Menapaki tahun politik, pertarungan politik kian hari semakin sengit. Pakar Komunikasi Politik Antonius Benny Susetyo, menyampaikan pentingnya berpolitik yang harus merujuk kepada nilai-nilai keutamaan Pancasila.
Menurut Benny, nilai keutamaan Pancasila yaitu Arete. Arate menurut Plato dan Sokrates adalah orang-orang yang tidak hanya memiliki keberanian, kebijaksanaan, tetapi orang-orang itu memiliki hati dan nilai-nilai keutamaan.
Benny yang juga seorang budayawan menyampaikan, berpolitik dengan hati berarti berpolitik yang memperjuangkan keadaban Politik yang bereorentasi pada rasa dari saripati nilai-nilai luhur Pancasila.
"Keadaban Politik harus bereorentasi pada rasa ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan roso keadilan. Dan itu harus menjadi pegangan elit politik, karena berpolitik harus menjadi pelayan publik, karena dia menjadi pelayan publik, maka berpolitik berarti membangun keadaban publik, yaitu gugus insting yang cara bertindak, berpikir, bernalar, berelasi, berdasarkan nilai-nilai keutamaan Pancasila itu", tuturnya.
Lebih lanjut, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP itu menjelaskan, bahwa Pancasila harus dijadikan Living Ideology dan working ideology, termasuk dalam berpolik.
"Pancasila menjadi living ideology di dalam dunia politik adalah bagaimana dalam berpolitik itu menanamkan nilai-nilai kebersamaan, persaudaraan, tidak menebarkan kebencian, tidak menebarkan hoaks dan tidak menebarkan politik identitas. Maka living ideology harus menjadi cara berpolitik", ujarnya.
"Sedangkan Working ideology adalah politik itu harus bekerja untuk terciptanya kesejahteraan rakyat. Maka mengaktualisasikan sila kelima keadilan sosial harus menjadi dasar dalam berpolitik", tambahnya.
Cerminan berpolitik seperti yang dicontohkan oleh Ir. Soekarno yang memiliki visi besar dalam kemandirian di bidang politik, ekonomi dan budaya. Benny mengatakan, hal itulah yang harus menjadi nyata di dalam praktik berpolitik.
Namun pada praktiknya berpolitik dikatakan Benny, bukan hanya sekadar memiliki logos atau pengetahuan, baik itu pengetahuan mengenai tata kelola pemerintahan, pengelahuan tata kelola administrasi, tata kelola perundangan, tetapi berpolitik juga harus punya yang namanya ethos.
"Ethos itu adalah memiliki kedisiplinan, daya juang dan terus menerus memiliki ketekuan, ketelitian untuk merumuskan perundang-undangan sesuai dengan nilai-nilai keutamaan Pancasila itu", ucapnya.
Lebih dari itu, Benny mengatakan berpolitik adalah menjadi pelayan publik untuk mencapai kesejahteraan umum dan harus mampu merasakan derita rakyat yaitu orang yang memiliki phatos.
"Tetapi semua itu tidak ada artinya tanpa memiliki phatos. Phatos berarti merasakan denyut nadi rakyat, denyut penderitaan rakyat dan denyut itu harus menjadi norma dalam politik. Kalau politik sekadar saya dapat apa dan memperoleh apa, maka politik hanya menjadi benalu negara", tegasnya
Benny mengajak agar dalam membangun agenda politik harus mengutakan nilai-nilai keadaban politik yang memperjuangkan cita-cita proklamasi.
"Maka saatnyalah agenda dalam politik adalah bagaimana nilai-nilai keadaban politik itu memperjuangkan cita-cita proklamasi kemerdekaan.
"Cita-cita proklamasi itu yang menjadi kesepakatan kita untuk memperjuangkan masyarakat yang adil dan sejahtera, masyarakat yang cerdas bangsa yang menjamin ketertiban umum dan yang menjamin perdamaian dunia bagi terciptanya peradaban dunia", tutupnya.
Advertisement