Politeknik Manado Ciptakan Pembangkit Listrik Hydro Power
Politeknik Negeri Manado (Polimdo) berhasil mengembangkan energi terbarukan, berupa pembangkit listrik tenaga air atau Hydro Power.
Mereka menciptakan turbin ulir untuk menghasilkan listrik dengan memanfaatkan aliran air sebuah sungai di Desa Wiau, Kecamatan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara.
Keberhasilan Polimdo dalam mengembangkan Proyek inovatif ini menjadi bagian dari manfaat program Dana Padanan Kemendikbudristek.
Program dana padanan atau matching fund ini dinilai memainkan peran penting dalam meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan tinggi vokasi dan industri.
Melalui kolaborasi penelitian ini, inovasi-inovasi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dapat dikembangkan untuk mengatasi berbagai permasalahan di masyarakat.
Wakil Direktur Bidang Akademi Polimdo, Tineke Sarensong menjelaskan, listrik tenaga air di Desa Wiau ini berdaya 5-100 KW, tergantung pada debit air.
Penelitian yang ia lakukan untuk pengembangan energi terbarukan berupa pembangkit listrik tenaga air ini dimulai sejak 2010. Selanjutnya, pada 2021, pihaknya berhasil mendapatkan dukungan dana padanan untuk mengembangkan turbin ulir menjadi pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
Hasilnya, turbin ulir ini telah diimplementasikan di desa Wiau, Kabupaten Minahasa Tenggara, untuk penerangan jalan.
"Jalan desa di malam hari yang sebelumnya gelap gulita, sekarang menjadi terang," ujar Tineke.
Menurut Sarjana Teknik Mesin lulusan Polimdo ini, kunci keberhasilan proyek adalah kolaborasi aktif antara pihak desa, media, industri, dan lembaga pendidikan.
Desa memainkan peran penting dalam mengidentifikasi potensi aliran air, sedangkan mitra industri membantu dalam pembangunan infrastruktur untuk pemasangan turbin ulir.
"Polimdo bertanggung jawab atas desain mekanikal turbinnya," tandasnya.
Hasil penelitian juga mencakup analisis kinerja turbin ulir Archimedes yang mencermati fenomena aliran fluida pada sudu turbin.
Penting untuk dicatat, bahwa efisiensi turbin sangat dipengaruhi oleh Bilangan Froude, di mana semakin tinggi bilangan ini, maka efisiensi turbin semakin rendah.
Penelitian mengenai turbin ulir Archimedes ini memiliki dampak positif dalam mengatasi krisis energi listrik dengan memanfaatkan sumber daya energi terbarukan dari aliran sungai atau saluran irigasi.
"Turbin ini beroperasi berdasarkan prinsip tekanan hidrostatis, yang berbeda dengan turbin reaksi atau impuls," ujar Tineke.
Selain Desa Wiau, karya Polimdo ini akan dikembangkan ke daerah lain di Sulawesi Utara. Bahkan sudah CSR dari Bank Prisma ingin mengajaknya kerjasama.
Melibatkan Mahasiswa
Salah seorang Mahasiswa Polimdo, Alexandro Gaten merasa senang berpartisipasi dalam proyek ini. "Karena memiliki manfaat lingkungan dan melibatkan pembangkit listrik berbasis air," ujarnya.
Mereka belajar tentang sistem kontrol bukaan pintu air dan mendapatkan pengalaman dalam sistem kelistrikan.
Serta pengenalan terhadap SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition), yang merupakan sistem kendali industri berbasis komputer.
Selain memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa, program Matching Fund ini juga memfasilitasi kerjasama yang erat antara lembaga pendidikan, industri, dan pemerintah daerah.
Dampak positifnya terasa di tingkat lokal dengan pemasangan pembangkit listrik mikrohidro di Minahasa Tenggara.
"Harapan ke depan adalah untuk terus mengembangkan hasil dari program Matching Fund ini," ujar Alex.
"Juga menjadikannya proyek percontohan dalam hilirisasi turbin ulir Archimedes untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Indonesia bagian Timur," sambung dia.
Hal ini akan mendorong perkembangan teknologi industri di Politeknik Negeri Manado melalui kolaborasi dengan industri dan pemerintah daerah.
Beberapa warga desa Wiau yang ditemui Ngopibareng.id, menyatakan terbantu dengan pembangkit listrik ini. Jalan desa menjadi terang. Mereka berharap jangkauannya bisa diperluas.
Advertisement