Pria Cubit Anak di Surabaya Jadi Tersangka, Terancam Pidana 3 Tahun Penjara
Seorang pria di Surabaya yang viral karena mencubit anak di bawah umur berkali-kali di dekat Jalan Jaksa Agung Suprapto ditetapkan sebagai tersangka.
Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Nainggolan menjelaskan, pria tersebut ternyata adalah bapak kandung korban. Setelah menerima kiriman rekaman video dari berbagai sumber, pihak kepolisian bergerak cepat untuk mencari keberadaannya.
"Begitu kita dapat kiriman video, kiriman Whatsapp, dari manapun, Reskrim itu langsung melakukan penyelidikan," ujarnya, Jumat 13 Desember 2024.
Rina menjelaskan, pelaku berhasil ditangkap pada Kamis 12 Desember 2024 sekitar pukul 07.00 WIB. Berdasarkan hasil interogasi dari pihak penyidik, ternyata pelaku adalah bapak kandung dari korban.
"Kemarin jam 07.00 pagi diamankan seorang laki-laki pelaku penganiayaan yang ternyata adalah bapak kandungnya sendiri," ungkapnya.
Kepada penyidik, pelaku mengaku melakukan aksi pencubitan karena sang anak yang cukup hiperaktif. Pria tersebut mengaku tindakan mencubit itu dilakukannya sebagai bentuk hukuman agar buah hatinya diam.
"Jadi anak ini sangat hiperaktif. Bapaknya ngaku dicubit agar anaknya bisa diam. Bukan karena marah atau gimana, itu enggak," tuturnya.
Rina menjelaskan, paengakuan bapaknya, anak tersebut hiperaktif hingga kelewatan. Namun, pencubitan tersebut tidak dilakukan sering kali hanya ketika anak hiperaktif. "Kalau bilang sering itu enggak. Hanya bisa pas hiperaktifnya udah kelewatan," ungkap dia.
Rina belum bisa memastikan, apakah ada bekas memar pada korban akibat tindakan pencubitan yang dilakukan ayah kandung korban. Sebab, sampai saat ini, korban masih dilakukan pemeriksaan visum. "Kita nunggu hasil visum," ungkapnya.
Rina memastikan, pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka. Pelaku disangkakan dengan pasal 80 ayat 1 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. "Iya, ancaman pidana 3 tahun 6 bulan penjara," kata dia.
Kini, pihak kepolisian bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya untuk memberi pendampingan. Baik kepada korban, pelaku maupun ibunda korban.
"Sampai sekarang kita sudah koordinasi dengan DP3A untuk melakukan pengawasan terhadap bapaknya, ibunya dan anak ini, kalau kita sudah koordinasi dengan DP3A nanti dari pihak mereka itu akan melakukan kunjungan secara rutin ke rumah korban," tutur dia.
Rina mengimbau kepada masyarakat yang mendapati aksi serupa, alangkah baiknya ikut serta untuk mengawasi. Masyarakat yang menemukan peristiwa tidak wajar bisa menegur langsung pelaku dan tidak serta-merta hanya merekam dan membuat viral tindakan tersebut.
"Kalau ada kejadian seperti itu ke anak, itu bukan hanya tugas polisi, tetapi tugas semua masyarakat karena anak itu dilindungi oleh kita semua. Tidak ada salahnya kita kalau melihat tetangga ataupun lihat siapapun, kalau menyakiti anak seperti itu kita tegur aja," pungkasnya.
Seperti diketahui, seorang pria kedapatan melakukan penganiayaan terhadap seorang anak di bawah umur, dengan cara mencubit paha berkali-kali hingga sang anak meminta ampun.
Peristiwa tersebut terekam dalam sebuah video berdurasi 1 menit 27 detik dan menyedot perhatian dari warganet setelah diunggah oleh akun Instagram @surabaya.terkini pada Rabu 11 Desember 2024 silam.
Dalam rekaman video yang viral itu, terlihat seorang pria mengenakan helm dan masker putih dan berkacamata sedang menggendong anak kecil di pinggir Jalan Jaksa Agung Suprapto, Surabaya.
Terlihat terduga pelaku terlihat mencubit paha anak di bawah umur selama berkali-kali dan terlihat anak tersebut menangis sambil menahan sakit karena dicubit.
"Bantu viralin, baru saja temanku melihat kejadian kekerasan ini di depan Hotel Leedon. Terjadi siang ini pukul 11.15 WIB," tulis pengirim video yang diunggah melalui akun @yuniirma_wati027.
Pengirim video tersebut menyebut, pelaku terus mencubit paha sang anak, meski korban sudah menangis dan meminta ampun.
"Terlepas apa dari salah anak laki-laki tersebut, seharusnya bukan dengan cara mencubit dan berkali-kali, jika diteliti anak laki-laki tersebut menangis sambil berkata ‘ampun’,” tuturnya dalam penjelasan video.
Dia juga menyebut, kondisi temannya saat kejadian itu hanya berdua bersama anaknya yang masih kecil. Sehingga tidak bisa turun untuk memberikan pertolongan.
Suasana di sekitar tempat kejadian juga sepi, dan membuat sang perekam video risau bila sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
"Teman saya bingung takut akan terjadi hal yang lebih mengerikan setelah ini, mohon bantuan jika ada yang mengenali adik tersebut untuk bisa segera memberitahu keluarganya," ujarnya.