Polisi Probolinggo Bubarkan Lomba Lari Malam Hari
Jajaran Polresta Probolinggo membubarkan ajang balap lari liar malam hari di Jalan dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo. Lomba lari yang mengundang kerumunan ratusan penonton yang sudah berlangsung lama tiap malam itu dinilai tidak sesuai protokol kesehatan terkait Covid-19.
“Termasuk balap lari liar karena dilakukan di jalan raya malam hari. Tetapi yang kami sayangkan, balap lari ini mengundang ratusan penonton yang berdesakan di badan jalan,” kata Kapolresta Probolinggo, AKBP Ambariyadi Wijaya, Selasa sore, 15 September 2020.
Akhirnya dengan pertimbangan berpotensi menjadi ajang penularan Covid-19, polisi membubarkan balap lari itu, Senin malam, 14 September 2020. Selanjutnya polisi akan lebih menggencarkan patroli untuk mencegah balap lari itu terulang.
Meski dibubarkan polisi, tidak ada pelari dan penonton yang dikenai sanksi maupun denda. Yang jelas, Wakapolresta, Kompol Teguh Santoso yang memimpin pembubaran balap lari itu sebatas mengingatkan, agar para remaja tidak bergerombol.
Pembubaran balap lari itu melibatkan Satuan Sabhara dan Satlantas Polresta Probolinggo. Begitu mengetahui kedatangan polisi ke Jalan dr Mohamad Saleh, para remaja yang sedang nongkrong sambil menonton balap lari, langsung kabur.
Senada dengan Kapolresta, Wakapolres Kompol Teguh Santoso mengatakan, aksi balap lari liar ini berbahaya. “Berbahaya bagi pelari, juga pengguna jalan. Soalnya, balap lari di jalan raya pada malam hari,” katanya. “Sejak dulu sebenarnya balapan lari tidak dilarang, asal jangan di jalan raya, apalagi malam hari,” kata Kapolresta. Dikatakan dirinya malah senang kalau pelari jagoan dari Probolinggo di tingkat Jawa Timur, apalagi nasional hingga internasional.
Sebelumnya, aksi balap lari di malam hari itu viral di media sosial (medsos) Instagram. Sebuah akun @infoprobolinggo mengunggah video berisi balap lari di malam hari. Arena balap lari di Jalan dr Mohamad Saleh tepatnya, start di depan SDN Sukabumi 2 dan finish di depan RM Sumber Hidup. Biasanya, lomba lari digelar di atas pukul 21.00 ketika jalan menuju Mapolresta itu sepi pengguna jalan. Versi akun Instagram tersebut, para pelari bisa memilih lawan yang akan diajak balap lari. Mereka memilih lawan melalui medsos.
Bahkan akun @infoprobolinggo menyatakan, meski olahraga ini digelar di jalan tetapi tidak menggunakan istilah berkonotasi “jalanan”. Lari menjadi olahraga elit, tidak bisa sembarangan berlari. Akun ini ingin menegaskan, olahraga lari bukan milik segelintir kalangan tetapi bisa dilakukan siapa saja.
“Balap Liar Lari ini tak pelak menjadi pukulan bagi hedonisme olahraga lari itu sendiri. Para pelari "liar" itu bahkan berpakaian seadanya, bahkan nyeker. Tak ada medali bagi pemenang untuk dipamerkan memang, tapi mereka berusaha membumikan kembali roh olahraga lari itu sendiri,” tulis akun itu.
Advertisement