Polisi Memeriksa Beberapa Orang Saksi Terkait Nasi Anjing
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, polisi sedang menyelidiki kasus pembagian nasi yang berlogo kepala anjing dengan tulisan 'Nasi Anjing, Nasi Orang Kecil bersahabat dengan NASI Kucing #Jakarta Tahan Banting'.
"Warga sekitar Warakas, Tanjung Priok (Jakarta Utara), yang menerima makanan tersebut merasa dilecehkan dengan pemberian bungkusan nasi dengan tulisan 'Nasi Anjing', kata Yusri dalam keterangan tertulis, Senin 27 April 2020.
"Masyarakat beasumsi bahwa isi dari bungkusan makanan adalah daging anjing serta kenapa warga umat muslim diberikan makanan anjing," lanjutnya.
Saat ini, ada 3 saksi dimintai keterangan lebih lanjut di Polres Metro Jakarta Utara. Ketiga orang tersebut adalah Asep Sanudi, 23 tahun; Ahmad Lanijaelani, 38 tahun; dan Jamah, 58 tahun.
Asep, menurut Yusri, dimintai keterangan karena membuat video soal nasi anjing dan viral di media sosial. Sedangkan Ahmad dan Jamah dimintai keterangan karena menerima nasi bungkus tersebut.
"Polisi juga melakukan penyelidikan terhadap komunitas pembagi makanan tersebut yang akhirnya diketahui merupakan komunitas ibadah kristiani dengan nama ARK QAHAL, berpusat di Jakarta Barat," kata Yusri.
Dia mengatakan polisi masih menyelidiki kasus ini. Dugaan sementara, kasus ini terjadi karena kesalahpahaman saja.
Polisi mengamankan barang bukti berupa bungkusan berisi nasi dan daging. Polisi juga melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kandungan daging yang terdapat dalam nasi bungkus tersebut.
"Baru mau kita lakukan klarifikasi (kepada 3 saksi). Kita cuma klarifikasi saja, kan lidik, tidak menaikkan status," kata Yusri.
Sementara itu, Walikota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko meminta rasa kepedulian warga terhadap sesama tetap dilakukan dengan cara yang benar.
"Meskipun niatnya baik kalau pelaksanakannya dilakukan dengan cara yang tidak baik, hasinya akan bertolak belakang dengan niat baiknya itu," kata Sigit.
Sigit lantas mencontohkan pembagian sembako yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. Pembagian itu dilakukan dengan cara dari pintu ke pintu mengikuti protokol kesehatan.