Polisi Korban Ledakan Bom Bunuh Diri di Gereja Santa Maria Membaik
Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Achmad Nurhadi, salah satu korban ledakan bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya Surabaya, dikabarkan kondisinya membaik.
"Pasien sudah bisa berkomunikasi. Itu artinya kondisinya sudah membaik," ujar Kepala Hubungan Masyarakat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya dr Pesta Parulian kepada wartawan di Surabaya, Sabtu, 19 Mei 2018.
Aiptu Nurhadi adalah salah satu petugas yang melakukan penghadangan terhadap dua orang pelaku bom bunuh diri yang saling berboncengan sepeda motor yang menerobos masuk ke dalam Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagle Madya Surabaya, pada Minggu, 13 Mei lalu.
Menurut keterangan saksi mata, tubuh Aiptu Nurhadi terhempas saat bom bunuh diri meledak. "Banyak serpihan bom melekat ditubuhnya saat pertama kali pasien Nurhadi dibawa ke RSUD Dr Soetomo," ujar Pesta.
Serpihan bom tersebut di antaranya juga bersarang di kedua mata Aiptu Nurhadi. Seluruh serpihan bom yang melekat di tubuh Aiptu Nurhadi, menurut Pesta, sudah dibersihkan, termasuk yang melekat di salah satu matanya.
"Pemeriksaan terhadap kondisi pasien Nurhadi masih harus rutin dilakukan. Sekarang kondisinya terbilang membaik karena sudah bisa diajak berkomunikasi. Tinggal dilakukan pemulihan kondisi fisik maupun psikisnya yang saya rasa membutuhkan waktu yang cukup lama," katanya.
Serangan bom bunuh diri terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, selama dua hari, 13 - 14 Mei. Kemarin RSUD Dr Soetomo mengumumkan seorang lagi korban meninggal dunia atas nama Giri Catur Sungkowo, setelah hampir sepekan menjalani perawatan luka bakar akibat ledakan di Gereja Pantekosta, Jalan Arjuno Surabaya, pada 13 Mei.
Tercatat korban meninggal akibat serangan bom bunuh diri hingga kini berjumlah 14 orang, selain 48 lainnya mengalami luka-luka. (ant/wit)
Advertisement