Polisi dan Simpatisan MSAT Sempat Bentrok, Negosiasi Alot
Sejumlah polisi sempat terjadi bentrok dengan massa simpatisan MSAT di Ponpes Shiddiqqiyah, Ploso, Jombang. Massa simpatisan dengan instruksi pengasuh ponpes melarang upaya penggeledahan gedung-gedung di area ponpes.
Orang tua MSAT, KH Muhammad Mukhtar Mukthi bersikukuh tidak mau menyerahkan anaknya ke polisi. Hingga sejumlah buser memaksa untuk memeriksa seluruh gedung ponpes untuk mencari keberadaan buron kasus pencabulan terhadap santri ini.
Koordinator Jaringan Islam Anti Diskriminasi Jombang, Aan Anshori mengaku tahu situasi proses negosiasi dengan pengasuh Ponpes Shiddiqqiyah di dalam ponpes. Ia bersama Ditintelkam Polda Jatim berada di dalam pondok sejak pagi.
"Saya di dalam pondok tadi diminta untuk menyaksikan proses upaya pengambilan paksa MSAT. Dan saya tadi melihat ada sedkit beberapa bentrokan antara polisi dengan simpatisan MSAT. Namun, dapat dikendalikan," katanya, Kamis, 7 Juli 2022.
Anshori juga melihat polisi melakukan upaya penyisiran terhadap seluruh gedung di ponpes tersebut untuk mencari keberadaan MSAT. Sejumlah perwira yang ada di dalam pondok melakukan negosiasi kepada KH Muchtar agar menyerahkan anaknya untuk dibawa ke Polda Jatim.
Namun, upaya negosiasi ditolak. KH Muchtar menolak untuk menyerahkan anaknya. "Tapi, polisi terus memeriksa hampir seluruh ruangan yang ada di area pondok," katanya.
Menurut Anshori, JIAD mengapresiasi upaya polisi untuk melakukan justicia terhadap anak pengasuh Ponpes Shiddiqqiyah.
"Saya tadi sudah ngomong ke sejumlah perwira, tunggu apalagi. Sejumlah ulama menyetujui untuk melakukan penegakan hukum. PBNU, PWNU, dan kiai Ponpes Tebu Ireng juga mendukung polisi untuk melakukan melakukan penegakan hukum," katanya.