Polisi Awasi Gerak-Gerik HTI di Kampus
Kapolres Malang, AKBP Yade Setiawan Ujung mengaku pihaknya terus melakukan pemantauan di sejumlah perguruan tinggi di Malang. Upaya itu dilakukan untuk mengawasi pergerakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di dalam kampus.
"Kita pantau beberapa universitas, tapi nggak etis saya sebutkan namanya di sini. Dalam pantauan beberapa universitas yang kita anggap juga warna kuning lah, itu diawasi," katanya usai menghadiri Seminar Bahaya Laten HTI di Indonesia, Rabu 31 Oktober 2018.
Yade menjelaskan berdasarkan informasi intelijen, organisasi HTI awalnya masuk ke salah satu perguruan tinggi di Bogor pada 1983 lalu. Organisasi tersebut masuk ke dalam kampus lewat lembaga-lembaga dakwah.
"Awalnya mereka tidak menyebarkan paham-pahamnya dulu, tetapi menyampaikan konsep-konsep Islam, yang baik-baik dulu. Setelah itu dibenturkan dengan nasionalisme," ungkapnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang, Dr Hasan Abad mengatakan cara politik HTI yakni ingin merusak dasar negara Indonesia. Sebab, HTI sendiri bertujuan membentuk Khilafah Islam atau negara Islam.
"Karena itu, kami berharap gerakan politik ini tidak tumbuh dan ada di wilayah Malang Raya," ungkapnya.
Sebagai informasi, Seminar Bahaya Laten HTI di Indonesia ini diselenggarakan di Hotel Radho Syariah, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Seminar ini diadakan oleh Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Kabupaten Malang.
Seminar ini mendatangkan sejumlah narasumber di antaranya Koordinator NU Cyber Troops Zulham Mubarok, Anggota Lesbumi PBNU Aji Prasetyo, dan Pengasuh Ponpes Luhut Batul Hikmah Achmad Dhofir Zuhri. (umr)