Polisi Akhirnya Mengalah, Ratusan Pemotor Pemudik Diloloskan
Polisi akhirnya mengalah. Ratusan pemotor yang akan berlebaran bersama keluarga di kampung halam an diloloskan. Mereka akan mudik ke daerah Karawang, Indramayu dan Cirebon.
Sebelumnya polisi sebenarnya sudah memasang barrier atau penyekat di tengan jalan untuk menghadang kendaraan yang akan mudik melalui jalur pantura.
Beberapa pemudik mencoba melakukan negosiasi dengan beberapa petugas Kepolisian yang berjaga di ruas jalan menjuju Kerawang. Negosiasi tidak behasil. Petugas berdalih ia menjalankan tugas negara, berdasarkan perintah Presiden, untuk mencegah penularan covid-19, semua dilarang mudik harus di rumah saja.
Puluhan negosiator, di antaranya perempuan, juga tidak mau menyerah. Mereka mengeluarkan hasil swabb antigen dan lembaran sertifikat vaksin yang pertama dan kedua. Itupun belum meluluhkan hati petugas. Sementara pemotor yang akan lewat jumlahnya terus bertambah.
Kelompok pemotor yang lain akhirnya memblokir jalan jalan dari arah berlawanan menuju Jakarta. Akibatnya jalan menuju arah Karawang dan arah ke Jakarta ini macet total.
Seperti dikomando, pemotor yang sebelum mematikan mesin motornya, serentak dihidupkan membuat suasana jadi hingar bingar oleh deru mesin sepeda motor. Tapi pemotor yang jumlah lebih dari 500 itu tetap menunjukan empati pada petugas.
Minggu malam sekitar pukul 23.00, situasi mulai memanas dengan terus bertambahnya jumlah kendaraan yang terjabak dan yang akan mudik.
Setelah melaporkan kejadian tersebur ke pimpinan, diambil jalan tengah. Pemotor boleh lewat dengan syarat harus menjaga kedisiplinan dan selama di jalan raya dan wajib menjalankan protokol kesehatan di tempat masing masing. Pesan Polisi itu dengan serempak: "Siap kerjakan!"
Barrier yang menutup jalan diangkat rame-rame untuk dipinggirkan. Di antara pemudik ada yang bersalaman dengan petugas sebagai terima karena karena mereka akhirnya diberi jalan untuk pulang kanpung.
Kapolres Karawang AKBP Rama Samtama Putra membenarkan video ratusan pemudik motor menerobos pos penyekatan terjadi di Karawang. Tepatnya di Pos Bundaran Kepuh, Jalan Lingkar Luar Karawang, pada Minggu 9 Mei 2021
"Ya (benar terjadi di Karawang)," kata Rama melalui pesan singkat saat dihubungi Ngopibareng.id Senin 10 Mei 2021.
Rama mengungkapkan, kejadian ratusan pemudik roda dua menerobos petugas terjadi di Pos Penyekatan Bundaran Kepuh, Jalan Lingkar Luar Karawang. Rama menyebutkan, pada Jumat 7 Mei 2021 malam sampai Sabtu dini hari dan Minggu merupakan puncak arus mudik dari arah Jakarta.
"Semalam bisa dikatakan puncaknya arus orang mudik dari Jakarta melintas di salah satu pos penyekatan Kepuh Karawang yang mencoba menerobos," kata Kapolres.
Pengamat sosial Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati, secara terpisah bisa memahami begitu besar keinginan masyarakat yang akan pulang kampung untuk berlebaran di kampung bersama keluarga yang mereka tinggal bekerja di Jakarta. Kondisi ekonomi yang tidak menentu akibat terdampak oleh pandemi Covid-19, bertemu keluarga di kampung adalah hiburan bagi para perantau tersebut.
Pemerintah dikatakan kurang memahami suara batin masyarakat tersebut. "Kalau alasan pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19, lalu apa bedanya kalau mereka tetap berkumpul di Jakarta," kata Devie.
Devie mengutip pernyataan mantan Menteri Kesehatan Fadilah Supari, bahwa yang dihadapi masyarakat Indonesia dan dunia ini adalah virus. Cara menghadapinya dengan ilmu pengetahuan bukan alat aparat keamanan. Para ilmuan yang seharusnya di garda terdepan, bukan polisi atau Satpol PP, gak nyambung, katanya.
Pengamst sosial yang baru menyelesaikan program doktor di UI, mengapresiasi kebijakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono, menghadapi pemudik. Mereka boleh mudik dengan syarat sanggup menjalankan protokol kesehatan.
"Penekananya memang harus di sini, wajib menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, sehingga tidak sampai timbul gesekan antara pemudik dengan petugas di lapangan," kata Devie Senin 10 Mei 2021.
Advertisement