Selidiki Video Taufik Monyong, Polisi Libatkan Saksi Ahli
Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur, Taufik Hidayat alias Taufik Monyong kembali menjalani pemeriksaan kedua di Gedung Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis 11 Juni 2020 siang.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko menyampaikan, pemeriksaan kedua ini dilakukan untuk mencari motivasi dari Taufik Monyong yang menantang menghirup mulut pasien covid-19 untuk membuktikan bahwa corona tidak mematikan.
“Pemeriksaan ini terkait viralnya video dengan konten covid-19, di mana dalam konten tersebut ada hal yang perlu diluruskan karena dapat memunculkan kegaduhan di tengah masyarakat,” katanya ketika ditemui di Gedung Humas Polda Jatim, Surabaya.
Menurutnya, ada dua aspek yang tengah didalami oleh pihak kepolisian. Pertama, terkait pernyataan Monyong yang menyebut corona telah hilang sejak bulan April lalu dan bisa dibuktikan, serta, terkait ucapannya bahwa virus corona kini hanya konspirasi.
“Terkait pandemi ini masyarakat sudah mendapat sosialisasi. Maka, apa yang disampaikan tidak mendasar. Penyidik akan memanggil beberapa saksi ahli mulai dari ahli bahasa, ahli ITE dan ahli medis. Itu akan kami uji kajian sains,” ujarnya.
Sementara itu, Taufik Monyong meminta maaf kepada publik yang merasa video viralnya justru menjadi masalah. Namun, ia dengan tegas mengatakan tidak sekalipun menyampaikan kata-kata ajakan untuk tidak mematuhi aturan meski saat ini telah lepas dari masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Kami mohon maaf, apa yang saya sampaikan membuat kegaduhan dan salah persepsi dan tidak memahami soal isi atau news value yang ingin saya sampaikan. Nilai ini sebenarnya kalau dibaca secara dalam akan lebih dramatik dan lebih dalam," katanya.
Ia mengatakan, video tersebut ia buat tanggal 6 Juni bertepatan dengan kelahiran Presiden Republik Indonesia yang pertama, Ir Soekarno, karena ingin mengajak masyarakat kembali ke nilai-nilai Pancasila.
Menurutnya, dengan adanya corona ini masyarakat telah dibutakan matanya. Semua orang dinilainya lebih takut kepada virus dari pada Tuhan yang itu tercantum pada sila pertama dalam Pancasila.
"Jangan kita mengaburkan tentang nilai ketuhanan itu sendiri agar bangsa itu menjadi bangsa yang adil dan menjadi manusia yang adil dan beradab. Bukan menjadi manusia yang tidak adil dan biadab," imbuhnya.
Justru, dengan video tersebut, ia ingin membuktikan bahwa virus ini sudah usai dan warga dapat hidup normal seperti semua. Sebab, dengan ketakutan yang besar akan virus ini, semua sektor terdampak, utamanya ekonomi wong cilik.
Dengan selesainya masa PSBB, ia berterima kasih kepada pemerintah sudah mendengar jeritan warga. Serta, ia meminta warga untuk mendukung pelaksanaan new normal.