Polemik Wisuda Pelajar, Ini Tanggapan Komisi E DPRD Jatim
Kelulusan siswa menjadi hal yang ditunggu-tunggu. Baik oleh orang tua atau wali murid maupun siswa itu sendiri. Namun berkembangnya dunia pendidikan, momen kelulusan para pelajar diubah menjadi wisuda layaknya mahasiswa di perguruan tinggi.
Wisuda di kalangan pelajar menjadi polemik. Mereka wali murid momen wisuda di kalangan pelajar hanya menghabiskan biaya yang tak sedikit, belum lagi ada biaya yang harus dikeluarkan para wali murid untuk pendaftaran sekolah ke jenjang berikutnya.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Adam Rusydi, menekankan agar pihak sekolah tidak menggelar acara wisuda yang berlebihan, yang dapat memberatkan orang tua dari sisi biaya.
Menurut Adam, wisuda kelulusan yang digelar tingkat TK hingga pelajar SMP, sebenarnya memiliki tujuan positif. Sebagai wadah dan momen sekolah dalam menampilkan bakat-bakat seni siswa kepada orang tua mereka dan masyarakat.
"Nilai positif di wisuda pelajar adalah bentuk improvisasi pihak sekolah dalam menunjukkan kualitas siswa yang dihasilkan guru selama mereka mendidik para siswa," ucap Adam Rusydi, Sabtu, 24 Juni 2023.
Menurut politisi Golkar Jatim ini, wajar jika pihak sekolah ingin menunjukkan ke publik bahwa pihaknya telah berhasil mencetak siswa siswi yang berkualitas, berprestasi dan berkompeten di masyarakat.
"Tetapi menurut saya pihak Sekolah harus mengekspos anak didiknya itu ke masyarakat, bukan hanya lewat wisuda-wisuda yang saat ini dilakukan," imbuhnya.
Adam menjelaskan, Tidak ada larangan atau regulasi terkait pihak sekolah menggelar Wisuda kelulusan anak didik. Tapi pihak sekolah juga harus memikirkan dan memberi solusi kepada siswa tidak mampu dan orang tua siswa yang penghasilan kurang.
"Jika memang harus menggelar wisuda, maka pihak sekolah harus menghadirkan solusi. Jangan sampai wali murid berhutang, atau malah ada kejadian penahanan ijazah siswa karena beban wisuda tersebut," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Sidoarjo, Tirto Adi menegaskan, bahwa Pemkab Sidoarjo menolak gelaran Wisuda An Sich atau acara wisuda layaknya perguruan tinggi.
Akan tetapi pihaknya membuka pintu lebar ruang ekspresi bagi siswa lulusan TK, SD maupun SMP di Sidoarjo dalam menggelar penghantar kelulusan, purna widya, purna siswa atau purna wiyata dengan pertunjukkan seni atau potensi yang dimiliki siswa.
"Kegiatan penghantar kelulusan, purna widya, purna siswa atau purna wiyata dengan pertunjukkan kesenian dan lainnya itu bukan Wisuda. Saya tidak setuju adanya acara Wisuda saja atau An sich, tapi kalau mengapresiasi anak didik yang berhasil dengan misalnya disambut oleh adik adik kelasnya memberi persembahan terakhir untuk kakak kelasnya yang lulus, itu tidak masalah dan kita dukung," ungkap Tirto saat menghadiri acara perpisahan kelulusan di salah satu sekolah Sidoarjo.