Polemik Surabaya Membara, Masyarakat Mengadu ke Polda Jatim
Tragedi Viaduk Surabaya Membara yang mengakibatkan meninggalnya 3 orang dan 11 orang luka luka pada peringatan hari pahlawan 9 November 2018 lalu, hingga kini belum menemukan titik terang. Pihak kepolisian sampai detik ini juga belum menentukan siapa yang harus bertanggung jawab atas insiden berdarah ini.
Hal ini lantas membuat masyarakat Surabaya yang tergabung dalam sekber Rakyat Surabaya Menggugat (RSM), gerah dan memutuskan untuk melakukan pengaduan masyarakat (Dumas) ke Polda Jatim, pada Kamis 24 Januari 2019 lalu.
“Kami menangkap adanya ketidaktegasan Kapolrestabes Surabaya dalam menyikapi peristiwa yang terjadi di Viaduk kapan hari," kata Yanto salah satu perwakilan, saat dikonfirmasi, Minggu 27 Januari 2019.
RSM melihat langkah Polrestabes kini terkesan tidak berani mengambil langkah untuk menentukan siapa tersangka dalam peristiwa ini, RSM pun menganggap bahwa ada sesuatu di balik ini semua.
“Entah ada yang salah dari mana, kami semua masih bertanya tanya kenapa kok belum ada yang di jadikan tersangaka sampai detik ini. Bahkan kasus ini terkesan di Peti Es kan.” ujar Yanto.
Surat Dumas yang ditujukan kepada Polda Jatim itu telah di terima langsung oleh Kanit Yanduan Polda Jatim Akp Hari Suwarno.
Menurut Yanto, RSM akan terus menindak lanjuti perkara ini hingga ketingkat Polri, sebab, 10 November juga merupakan kebanggaan semua elemen bangsa Indonesia.
Sementara itu di sisi lain, ketua Panitia Surabaya Membara, Taufik Hidayat menjelaskan, bahwa yang dilakukan oleh panitia mulai kejadian sampai saat ini masih tetap tersambung dengan para korban.
Hal itu jugu sekaligus menjalin bentuk tali asih yang diberikan oleh panitia kepada para korban, yang selama ini sudah berjalan dengan semestinya. Baik itu ke pihak korban yang meninggal dunia maupun korban luka luka.
“Saya sampai sekarang masih menampung bila ada keluhan dari korban saya siap untuk membantu. semua korban telah kami kunjungi dan membantu mereka atas segala keperluan pengobatan yang di perlukan oleh mereka.” ujar Taufik.
Semua keperluan dan pengobatan bagi para korban, kata dia juga sudah ditanggung oleh Jamkesda, panitia pun tetap melakukan hal yang terbaik untuk masalah ini. (frd)