Polemik Peringatan Dini Tsunami, Ini yang Sebenarnya Terjadi
Peringatan dini tsunami yang lantas segera dilakukan pengakhiran pada gempa Donggala menuai polemik. Awalnya BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami sesaat setelah gempa 7,4 skala richter mengguncang Donggala pada pukul 17.02 WIB, Jumat 28 September 2018.
Namun pada pukul 17.30 WIB peringatan dini itu dicabut karena BMKG menerima laporan bahwa tsunami sudah tidak terjadi.
Terkait polemik ini, Patra Rina Dewi dari Komunitas Siaga Tsunami meminta masyarakat bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Melalui tulisan di akun Facebook-nya, Patra Rina menjelaskan bagaimana BMKG bekerja sehingga masyarakatlah yang harusnya bisa memahaminya.
Dan berikut status lengkap Patra Rina dalam akun Facebook-nya:
1. Dikeluarkan info peringatan dini tsunami tapi tsunami tidak terjadi, masyarakat kesal. Katanya, "Ngapain diinfokan berpotensi tsunami kalau tsunaminya tak terjadi? "
2. Dikeluarkan info peringatan dini tsunami kemudian diakhiri dan terjadilah tsunami, masyarakat marah. Katanya, "Kok peringatan dininya dicabut padahal tsunami sedang menerjang? "
Ada paradigma yang harus diluruskan mengenai peran dan keterbatasan BMKG:
1. BMKG bertanggung jawab mengeluarkan info gempa dan peringatan dini tsunami
2. BMKG tidak punya kewenangan memberikan perintah evakuasi
3. Pemerintah daerah yang berkewajiban mengeluarkan perintah evakuasi berdasarkan info dari BMKG
4. Jikapun dikeluarkan info peringatan dini tsunami oleh BMKG, sudahkah pemerintah daerah punya prosedur, sdm dan peralatan untuk menyebarluaskannya kepada masyarakat?
5. Adakah masyarakat sadar jika Allah telah memberikan peringatan dini berupa gempabumi yang dirasakan? (khusus untuk tsunami lokal yang kedatangannya kurang dari 30 menit)
6. Adakah masyarakat paham jika teknologi punya keterbatasan dan sangat mungkin mengalami kegagalan?
7. Adakah masyarakat sadar bahwa kepedulian terhadap diri sendiri dan keluarga lebih berarti dari info BMKG?
8. Sudahkah masyarakat punya rencana evakuasi keluarga/sekolah/kantor?
Dan jika anda termasuk yang MARAH dengan situasi ini, coba evaluasi apakah anda:
1. Menyadari bahwa tempat tinggal/tempat anda beraktifitas berada di daerah berpotrnsi bencana?
2. Apakah anda rajin mengikuti/hadir pada edukasi-edukasi kebencanaan?
3. Apakah anda bersemangat ikut serta dalam kegiatan simulasi evakuasi?
4. Apakah anda sudah menyepakati RENCANA EVAKUASI KELUARGA?
5. Apakah anda rajin mencari pengetahuan pengurangan risiko bencana dari gadget yang sedang anda pegang sekarang ini?
Daripada hanya sekedar marah dan ngomel, lebih baik siapkan diri sendiri dan keluarga dari sekarang ini sembari berharap Sistem Peringatan Dini di Indonesia semakin lengkap dan berdayaguna.
Salam siaga!
Patra Rina Dewi
Komunitas Siaga Tsunami